Dua ilmuan dari Poznan University of Technology, Polandia dan Linköping University, Swedia berhasil menciptakan baterai berbahan dasar limbah industri kertas dan kayu. Grzegorz Milczarek dan Inganäs Olle mengkombinasikan turunan lignin, sebuah komposisi dasar pembentuk kayu dengan polimer polipirol untuk menciptakan perangkat baterai ini.
Seperti dikutip Physorg, Senin (26/3), penelitian mereka muncul dalam jurnal yang diterbitkan oleh AAAS, sebuah lembaga nirlaba dibidang iptek. Baterai isi ulang ini memiliki kemampuan setara dengan baterai biasa yang lebih mahal secara produksi, namun lebih ramah lingkungan.
"Keuntungan menggunakan bahan terbarukan untuk penyimpanan muatan adalah banyaknya sumber daya yang tersedia. Satu pohon saja mengandung 20-30 persen lignin. Di sisi lain, bahan pembentuk baterai lithium-ion seperti kobalt harganya lebih mahal dan terbatas secara SDA." Kata Inganäs, ilmuan asal Swedia itu.
Menurut para peneliti, kekurangan bahan lignin adalah baterai perlahan-lahan kehilangan muatan listrik mereka saat tidak digunakan. Namun, Milczarek dan Inganäs juga menemukan bahwa turunan lignin bergantung pada saat pemrosesan dan mereka yakin masih banyak ruang untuk mengoptimalkan baterai tersebut.(sci/sya)
|