AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Ledakan di dekat garis finish lomba marathon di Kota Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, pada Senin waktu setempat menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai sekitar 141 orang. Sementara itu, dua warga negara Indonesia yang ikut lomba, Wati Hlusak dari Minnesotta dan Direktur Utama PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Jerry Ng, dikabarkan selamat.
Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (PERMIAS) cabang Massachusetts mengatakan sejauh ini tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban dalam ledakan yang terjadi di kota Boston.
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal meminta komunitas Indonesia di Negeri Paman Sam untuk meningkatkan kewaspadaan. "Sehubungan dengan ledakan di Boston marathon hari ini, sy himbau diaspora Indonesia di USA tingkatkan kewaspadaan," tulis Dino Patti Djalal di Twitter.
Sementara di Jakarta, Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam menyatakan rasa syukur karena tidak ada WNI yang jadi korban. "Kami sangat prihatin atas insiden ini, dan pemerintah terus memantau serta berkomunikasi dengan KBRI di sana (Washington DC). Kita patut bersyukur bahwa insiden ini tidak menimbulkan korban bagi warga Indonesia yang ada di Amerika," kata Dipo.
Konjen RI di New York Ghafur Dharmaputra menjelaskan, ada dua warga Indonesia yang ikut serta dalam lomba lari maraton Boston.
Ketua PERMIAS Massachusetts, Roidinal Ridzal, mengatakan akan terus berkoordinasi utk memastikan keamanan warga Indonesia di Boston
Sempat Bingung
Salah seorang WNI, Jerry Ng mengatakan, yang khusus datang dari Indonesia untuk ikut marathon ini, kepada VOA Siaran Indonesia mengatakan saat ledakan dia berada sekitar satu kilometer dari garis finish, dan tidak mendengar suara ledakan. "Tiba-tiba kami [para peserta marathon] diberhentikan. Saya bahkan tidak bisa sampai ke garis finish," kata Jerry.
“Saya masih agak bingung, soalnya informasinya juga masih agak simpang siur. Jadi mereka hanya mengatakan bahwa terjadi insiden di garis finish dan para pelari harus berhenti. Itu saja. Dan panitia kemudian meminta semua pelari untuk menunggu informasi selanjutnya,” katanya.
Jerry mengatakan, saat ledakah terjadi, dia mengingat istrinya yang duduk di sekitar garis finish.
“Kebetulan istri saya dengan teman menonton di garis finish, jadi saya ingin tahu apakah mereka baik-baik saja. Saya mencoba menelepon dengan meminjam dari orang sekitar, tapi jaringan sibuk sehingga saya tidak berhasil menghubungi,” kata Jerry.
Namun, Jerry mengatakan, ternyata saat bom meledak, istrinya sudah kembali ke hotel.
“Dia dan temannya ternyata kembali ke hotel,” kata Jerry yang sudah 20 kali mengikuti lari marathon, di antaranya di New York, Berlin, Stockholm, Tokyo, Gold Coast, dan Singapura. "Di Boston baru pertama kali,” katanya.
Lomba marathon ini melewati delapan kota besar dan kecil di Massachusetts, yakni Hopkinton, Ashland, Framingham, Natick, Wellesley, Newton, Brookline, dan Boston.
Lomba dimulai di Hopkinton dan berakhir di Lapangan Copley, di samping Perpustakaan Negeri Boston.
Dari 23.326 pelari yang mengikuti Boston Marathon, 17.584 di antaranya sudah melewati garis finish sebelum ledakan terjadi.
Marathon Boston dianggap sebagai salah satu lomba marathon sulit karena melewati perbukitan Newton yang memuncak di Heartbreak Hill dekat Boston College.
Bagi Jerry, keikutsertaannya dalam lomba ini untuk misi sosial, dengan membantu yayasan "Dream Big," yang membantu remaja kurang mampu. "Jadi, saya ikut menggalang dana untuk kegiatan amal tersebut dengan berlari dalam marathon ini," kata Jerry.
Sementara itu, seperti dikutip dari antaranews.com, Ketua "Senior Officials Meeting" (SOM) Indonesia sekaligus Dirjen Asia-Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Yuri O Thamrin, Selasa, mengatakan untuk saat ini, ledakan di Boston belum banyak memberikan dampaknya terhadap perekonomian di tingkat ASia-Pasifik.
"Saya kira, tidak banyak. Kalau dampaknya terhadap Amerika ya iya," katanya.
Menurut dia, dalam SOM II di Surabaya ini tidak ada pembahasan secara khusus mengenai masalah itu, meski Amerika merupakah salah satu dari 21 Negara anggota APEC. Ia menjelaskan APEC tidak membahas masalah di luar persoalan investasi dan infrastruktur.
"Saya tidak komentar soal itu," katanya.
Saat ditanya soal penanganan terorisme sebagai gangguan perekonomian pada anggota APEC yang dibahas dalam APEC, Yuri mengatakan pihaknya menyarankan kepada bagian "Counter Terrorism Task Force" (CTTF).
"Kalau soal bom terkait dengan terorisme kontaknya dengan CTTF," katanya.
Sebelumnya, Kepala Deputi CTTF Harry Purwanto mengatakan bahwa Forum CTTF SOM II APEC di Surabaya pada 7-8 April 2013 menghasilkan 14 keputusan salah satunya peningkatan status CCTF dari gugus tugas ke kelompok kerja.
"Selain itu, bagaimana memperkecil gap atau kesenjangan atas kemampuan negara satu dengan lainnya terkait penanganan terorisme," kata Harry yang mengatakan, forum itu merupakan upaya meningkatkan kemampuan antarnegara dalam penanganan terorisme agar tidak mengganggu perekonomian suatu negara.
Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mengutuk pemboman di dalam acara Boston Marathon, dan menyebutnya "kekerasan tak berperasaan".
Ketika berbicara saat upacara di Markas PBB untuk peringatan ke-19 pemusnahan suku di Rwanda, Ban mengatakan pemboman tersebut "lebih mengerikan karena terjadi dalam acara yang dikenal mempersatukan orang dari seluruh dunia dalam semangat keharmonisan dan olah raga".
Ia mengatakan meskipun laporan tentang kejadian itu masih bermunculan, sudah diketahui bahwa ada korban tewas dan cedera.
Menurut laporan paling akhir, korban tewas menjadi tiga dan cedera sedikitnya 138 orang.
Polisi setempat mengatakan jumlah korban jiwa naik jadi tiga, termasuk seorang anak lelaki yang berusia delapan tahun, kata CNN. Sedikitnya 17 orang berada dalam kondisi kritis dan 10 orang harus diamputasi.
Kedua ledakan itu terjadi sekitar pukul 15.00 waktu setempat dan meledak dalam selisih waktu beberapa detik di dekat garis finis Boston Marathon. Banyak korban cedera tampaknya adalah penonton yang telah berkumpul di lokasi, kata media setempat, WCVB.com.
"Untuk saat ini, saya ingin mengatakan pikiran saya bersama semua orang di Boston," kata Ban sebagaimana dikutip Xinhua .
Ia menyampaikan belasungkawa paling dalamnya kepada keluarga korban dan mendoakan mereka yang cedera agar segera sembuh.(dbs/bhc/rby) |