JAKARTA, Berita HUKUM - Pengamat politik Boni Hargens yang sempat mendapatkan cibiran sinis berbau rasis dari Politisi Demokrat Ruhut Sitompul kembali mengangkat kasus yang diterimanya oleh politisi partai Demokrat Ruhut Sitompul. Kali ini, Boni mengenalkan istilah Ruhutisme.
"Ruhutisme adalah sistem berpikir yang kacau atau ngawur, yang tidak didasarkan pada penalaran silogostik yang berbasis data yang akurat, yang secara tendensius menyerang lawan bicara secara personal, dalam sebuah diskusi atau diskursus atau perbantahan publik," ujar Boni, selepas diskusi 10 Potensi Masalah Pemilu 2014 di Cikini Jakarta Pusat, Minggu (9/2).
Boni sepertinya masih menaruh rasa dendam akibat cibiran Ruhut saat berdialog dalam acara salah satu TV swasta beberapa waktu lalu. Ruhut menyebut Boni merupakan pengamat politik berkulit hitam. Dan hingga Boni melaporkanya ke Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Boni Hargens sudah melaporkan Ruhut Sitompul ke Polda Metro Jaya atas tuduhan perbuatan tidak menyenangkan. Boni protes dengan sikap Ruhut dalam sebuah acara diskusi di televisi. Ketika itu, Boni diundang sebagai pengamat politik, sementara Ruhut berbicara melalui sambungan telepon Live sebagai Juru Bicara Partai Demokrat. Tema diskusi kala itu "Dari Hambalang Ke Cikeas?" dimana soal Bu Pur yang memghebohkan. Namun, belum menyentuh substansi, diskusi justru ramai dengan saling ngotot antara Boni dan Ruhut.
"Aku mau tanya, lumpur Lapindo itu warnanya apa? Hitamkan. Ya udah, itu Boni Hargens itu kulitnya hitam," kata Boni menirukan ucapan Ruhut ketika itu.(bhc/put) |