Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
BBM
Buruh Menolak Keras Rencana Kenaikan BBM
Sunday 09 Nov 2014 11:25:26
 

Ilustrasi. Said Iqbal, Presiden KSPI saat di Gelora Bung Karno bersama puluhan ribu buruh.(Foto: dok.BH)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Buruh menolak keras rencana pemerintah menaikkan harga BBM, berapapun tingkat kenaikannya. Hal tersebut terungkap saat Wakil Ketua DPR, Fadli Zon dan Fahri Hamzah didampingi Ketua Komisi IX, Dede Yusuf dan Ketua Komisi VII DPR RI, Kardaya, Kamis (6/11) menerima Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di ruang rapat Pimpinan, Senayan,Jakarta.

“Ada beberapa alasan kami menolak rencana kenaikan harga BBM, alasan ekonomis misalnya. Rencana kenaikan BBM sampai sebesar tigaribu rupiah per liter akan membuat daya beli buruh turun hingga lima puluh persen. Ada tiga komponen yang terpengaruh akibat kenaikan harga BBM tersebut, yakni sewa rumah, ongkos transportasi, dan harga bahan pokok. Itu baru tiga komponen, di luar dari itu tentu akan ikut meningkat. Oleh karenanya berapapun kenaikannya, kami menolak,”ungkap Said Iqbal, Presiden KSPI.

Dijelaskan Said, kenaikan upah di Jakarta pada Januari 2014 ini hanya sebesar Rp 200 ribu. Berarti dengan kenaikan BBM sebesar tigaribu rupiah, ongkos transportasi sebulan bisa 100 ribu, sewa rumah naik 75 ribu sampai 100 ribu, bahan pokok otomatis akan naik hingga 100-150 ribu. Total ketiga komponen itu saja akan menambah pengeluaran buruh menjadi 350-450 ribu, padahal kenaikan upah hanya 200 ribu. Hal itu membuat kenaikan upah tadi tidak ada makna, bahkan mengalami kemunduran hingga 50 persen.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan,akan mengkomunikasikan dengan pemerintah dan menindaklanjuti masukan dari KSPI tadi. Ketua Komisi VII,Kardaya menambahkan bahwa sejauh ini rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah itu dianggapnya masih sebatas rumor, karena secara resmi pemerintah belum mengirimkan surat kepada DPR. Sejatinya sebelum menaikkan harga BBM, pemerintah harus terlebih dahulu memberikan skenario tentang hal tersebut.

“Itu sepenuhnya hak Pemerintah atau Presiden, namun karena itu berkaitan dengan anggaran (APBN) yang digunakannya, DPR harus mengetahuinya. Jika dilihat dari harga BBM dunia, sebenarnya rakyat dunia sedang euphoria akan turunnya harga minyak dunia. Sehingga di berbagai Negara mengalami penurunan, bahkan di China sendiri sejak bulan Juni sudah 7 kali mengalami penurunan harga BBM. Tapi kenapa Indonesia sendiri malah naik. Ini kan lucu,”papar Kardaya.

Sementara, Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika mengaku belum mendapat penjelasan secara resmi terkait usulan kenaikan BBM bersubsidi.

"Kita Komisi VII DPR Belum secara resmi menerima usulan kenaikan BBM bersubsidi dari pemerintah,"ujarnya kepada Parlementaria, di Gedung DPR, Kamis, (6/11).

Menurutnya, dirinya tahu mengenai rencana kenaikan itu dari media massa, karena itu Komisi VII DPR akan segera mengundang mitra kerja pada minggu depan. "Kita akan segera undang mitra kerja pada rapat Komisi,"terangnya.

Terkait kenaikan BBM, Kardaya menegaskan, kenaikan BBM saat ini timingnya tidak tepat."Kita tidak melihat berapa kenaikan BBM subsidi, tetapi kita akan sulit menjelaskan kepada rakyat karena memang harga minyak dunia turun cukup besar,"jelasnya.

Dia menambahkan, penurunannya mencapai 20 persen lebih jika dibandingkan dengan asumsi APBN sebesar 105 dollar/barel. "ini sudah turun menjadi 80 dollar/barell, jadi pada saat minyak turun dibawa asumsi maka tidak pernah dalam sejarah pemerintah menaikkan BBM,"terangnya.

Dia menjelaskan, Presiden SBY juga tidak menurunkan BBM ketika harga turun dibawah asumsi. "Seluruh dunia juga harga BBM turun jadi bagaimana pemerintah menjelaskannya kepada masyarakat,"katanya.(Sugeng Irianto/Ayu/dpr/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > BBM
 
  Jaksa Tuntut 3 Terdakwa Kasus Pengetap BBM Bersubsidi Ilegal 6 Bulan Penjara
  Ratna Juwita Tolak Keras Rencana Pengemudi Ojol Tidak Dapat Subsidi BBM
  Legislator Minta Pemerintah Turunkan Harga BBM Bersubsidi Agar Inflasi Terkendali
  BPH Migas dan Polri Berhasil Ungkap Kasus Penyalahgunaan Distribusi BBM Subsidi 1,42 Juta Liter
  Pemerintah Harus Perhatikan Keluhan Masyarakat Terkait Kualitas BBM Pertalite
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2