BEIJING (BeritaHUKUM.com) – Penulis Cina, Chen Wei dihukum sembilan tahun penjara. Ia dinyatakan terbukti melakukan tindakan subversi terhadap kekuasaan negara. Chen menyerukan protesnya di dunia maya terhadap pemerintah Cina yang diktator. Hal ini dilakukannya dengan diilhami gerakan di Timur Tengah.
Persidangan di Suining dilakukan secara tertutup dan hanya berlangsung dua jam. Selain dipenjara, Chen juga kehilangan hak-hak politik selama dua tahun. Vonis itu diyakini sebagai hukuman terberat yang pernah dijatuhkan pada mereka yang terlibat dalam Revolusi Melati, sebuah upaya untuk meniru kebangkitan demokrasi di negara-negara Arab di Cina.
Chen merupakan satu dari beberapa ratus orang antipemerintah yang ditangkap di Cina pada tahun ini. Ia menerbitkan beberapa tulisan online menyerukan kebebasan berpendapat dan reformasi sistem satu partai Cina. Tuntutan terhadap Chen berdasar pada beberapa esai yang ia tulis untuk situs-situs web asing berisi kritik terhadap sistem politik di Cina dan pujian atas pertumbuhan masyarakat sipil.
Sejumlah laporan mengatakan bahwa Chen mengaku tidak bersalah dan berkata bahwa "demokrasi" akan berjaya di Cina. Ia selalu bersikeras bahwa ia hanya menyampaikan pendapat seperti diizinkan oleh undang-undang Cina. Pengacara Chen, Zheng Jianwei, menyampaikan pernyataan Chen pada kantor berita Reuters, Jumat (23/12), sesudah vonis diumumkan: "Kediktatoran akan jatuh, demokrasi akan berjaya."
Sedangkan istri Chen, Wang Xiaoyan menyatakan bahwa persidangan itu adalah sebuah "pertunjukan" dan vonis telah ditentukan jauh sebelumnya. Tapi ia "sangat tidak bahagia" dengan vonis tersebut. "Saya rasa sidang hari ini hanyalah sebuah pertunjukan. Vonis itu telah ditetapkan jauh di awal persidangan. Mereka tidak mengizinkan siapa pun bicara. Tidak ada kebebasan berpendapat."
Menurut Wang, esai-esai Chen telah disalahartikan dan maksud tulisannya telah diubah, serta ia tidak melakukan apa pun untuk memicu subversi. "Ia adalah lelaki yang sangat patriotik," ujarnya.
Kelompok hak asasi Human Rights in China (HRC) mengatakan, Wang dan anggota keluarga Chen lainnya mengalami pelecehan dari polisi selama Chen ditahan, dan ia hanya diizinkan bertemu pengacara dua kali di tahanan. Chen juga pernah dipenjara, karena ikut serta dalam aksi mahasiswa pada 1989 di Lapangan Tiananmen.(bbc/sya)
|