JAKARTA, Berita HUKUM - Komite Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan Kineforum mengadakan program dukungan terhadap film-film non-profit dengan memutar film-film tersebut selama seminggu penuh di Kineforum, Cikini, Jakarta Pusat.
Pemutaran dimaksudkan menyediakan ruang putar untuk film-film non-profit agar film-film karya anak bangsa tersebut bisa dinikmati lebih banyak penonton.
Salah satu film non-profit yang akan diputar selama seminggu penuh di gelaran tersebut adalah "Siti" karya sutradara Eddie Cahyono.
Film "Siti" berkisah tentang kehidupan satu hari seorang perempuan bernama Siti (24). Siti tinggal bersama ibu mertuanya, anaknya, dan suaminya yang lumpuh. Selain menjual Peyek Jingking di Parangtritis, Siti bekerja sambilan sebagai pemandu karaoke karena Siti harus membayar hutang suaminya bekas membeli kapal.
"Ini kali pertama kineforum mengadakan pemutaran film non-profit selama seminggu penuh dengan jadwal pemutaran sehari tiga kali seperti film-film di bioskop," kata Ketua Komite Film DKJ Totot Indrato di Jakarta, Jumat.
Biasanya, Kineforum hanya memutarkan film-film non-profit berbasis program pendek yang dilakukan satu hingga tiga hari di akhir pekan.
Penonton dikenai donasi sebesar Rp10.000 untuk hari kerja dan Rp20.000 pada akhir pekan.
Darmi: "Yang sabar ya Nduk, Gusti Allah tidak tidur."
Siti: "Tidak, dia sedang piknik."
Itulah sekelumit dialog antara Darmi, sang ibu mertua dan Siti si menantu yang hidupnya getir penuh tanggungan dari film pinggiran berjudul "Siti" karya sutradara Eddie Cahyono yang diputar di bioskop Kineforum pada Jumat malam.
Disajikan dengan warna hitam putih dan rasio gambar yang hanya 4:3, film berdurasi 88 menit itu membidik dengan akurat potret model seorang perempuan pesisir tangguh yang jarang sekali diceritakan dalam film-film komersil.
Film "Siti" bercerita tentang kejadian dalam satu hari kehidupan Siti, seorang ibu muda jebolan SMA tak tamat di wilayah pesisir dekat Parangtritis, Jawa Tengah.
Dengan segala keterbatasannya, Siti harus menanggung beban merawat suaminya yang lumpuh fisiologis dan mutung berhenti bicara pada Siti sejak Siti bekerja sebagai pemandu karaoke demi menambah pemasukan untuk membayar hutang kapal suaminya pada rentenir.
Selain harus merawat suami, Siti yang sehari-hari cuma berjualan peyek jingking bersama Darmi, mertuanya yang sudah renta, Siti juga harus merawat anaknya yang masih SD, Bagas.
Warna hitam-putih yang dipilih sang pembuatnya, menambah rasa melankolis dari pahitnya hidup si Siti.
Layaknya kisah para jagoan di mana saja, Siti juga mendapati godaan dalam hidupnya, di tempat karaoke dia bekerja, Siti berkenalan dengan seorang polisi tampan bernama Gatot. Gatot menyukai Siti dan ingin menikahinya.
Menyaksikan film "Siti" bisa menjadi alternatif hiburan akhir pekan yang menyegarkan karena film ini tak akan diputar di bioskop komersil.
Film "Siti", diputar mulai Jumat pukul 15.00 WIB di kineforum. Selanjutnya akan diputar pada Sabtu hingga Kamis (6-11 Juni 2015). Jadwal pemutaran pada pukul 14.15 WIB, 17.00 WIB, dan 19.30 WIB.(ida/Antara/bh/sya) |