JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Pascapengeboman Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9) lalu, Polri telah menambah dua terduga teroris masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Berarti, jumlahnya menjadi enam orang.
Sebelumnya, polisi menetapkan DPO dalam kasus pengeboman masjid di komplek Mapolres Cirebon, sebanyak empat orang. “Ada empat (DPO dalam kasus bom Cirebon), sekarang tambah lagi dua (untuk kasus bom Solo). Jadi, ada enam masuk DPO," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol. Anton Bachrul Alam kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (30/9).
Meski sudah menetapkan dua DPO, Anton masih enggan mennyebutkan nama DPO dan peran keduannya. Ia hanya menginformasikan bahwa pelaku bom Cirebon dan Solo memiliki kesamaan. "Dari hasil penyelidikan sementara, kepolisian melihat masih ada kemiripan," ujar dia.
Anton menambahkan, pihaknya masih mendalami mengenai adanya informasi yang beredar bahwa pelaku bom Solo naik kereta dari Cirebon-Solo. "Ini masih didalami, karena dari saksi-saksi diketahui palaku berangkat naik kereta api. Kami masih menelusuri soal jam berapa dan itu masih terus ditindaklanjuti," jelasnya.
Begitu pula, terkait ada saksi yang mengatakan pelaku bom Solo, pada Sabtu (24/9) lalu mendatangi gereja sebelum meledakkan diri. "Ini kan masih dalam penyelidikan, belum bisa kami sampaikan soal bagaimana saat itu dan sebagainya. Kalau dibeberkan, kami nanti akan kesulitan mencari keterangan dan alat bukti di lapangan," ungkap Anton.
Pada bagian lain, Anto mengatakan, Polri telah memeriksa 37 saksi terkait kasus bom Solo. Selain itu, Polri juga sedang mendalami barang bukti yang ada kaitannya dengan pelaku bom bunuh diri di Solo yang tewas, yakni Pino Damayanto alias Ahmad Yosepa alias Hayat. "Jenis bom yang digunakan pelaku adalah termasuk low explosive," ujarnya.
Menurutnya, Polri akan mencari siapa yang membantu pelaku yang saat ini masih dalam pengejaran. Hal ini snagat penting untuk mengungkap jaringan teroris tersebut. "Kami tunggu hasilnya, masyarakat sabar dan nanti pasti akan kami umumkan hasilnya,” jelas Anton.(inc/bie)
|