*Lebih bermanfaat untuk membangun 200 rumah sehat bagi warga miskin
JOMBANG (BeritaHUKUM.com)- Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR Nining Indra Saleh tak peka dengan kondisi rakyat yang sedang susah dan kerap bertindak di luar akal sehat yang memicu kecaman publik dan kalangan Dewan sendiri. Hal ini dari ulahnya yang rajin membuat proyek minimalis, tapi menelan anggaran yang maksimalis alias tak masuk akal.
Tindakannya yang tak masuk akal teranyar adalah proyek renovasi ruang rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR yang mencapai biaya Rp 20 miliar hanya untuk ruangan 10x10 meter. Padahal, dana sebesar itu akan lebih bermanfaat kepentingan lain bagi rakyat miskin. “Padahal, dana Rp 200 miliar itu bisa untuk membangun 200 rumah warga miskin,” kata Ketua Yayasan Islamic Centre for Democracy and Human Rights Empowerment (ICDHRE), A. Samsul Rijal, Minggu (15/1).
Namun, lanjut dia, Sekjen DPR lebih memilih untuk menciderai hati nurani rakyat yang masih banyak berjuang bertahan hidup untuk mencukupi makan sehari-hari. Bahkan dengan berbagai kemewahan yang ada dalam ruang rapat Banggar DPR itu, dikhawatirkan para para anggota badan kelengkapan Dewan itu tidak akan memikirkan kepentingan rakyat.
“Sikap Sekjen DPR yang mungkin telah diketahui dan disetujui anggota Banggar DPR itu, cermin nyata putusnya hati nurani wakil rakyat dengan konstituennya. Padahal, anggaran sebesar itu bisa digunakan untuk memperbaiki 200 rumah warga tidak layak huni menjadi rumah sehat. Ruang rapat yang mewah dengan full fasilitas itu, sebenarnya untuk apa. Tindakan ini jelas sengaja mengahambur-hamburkan anggaran dak tidak mempedulikan nasib rakyat kecil,” imbuhnya.
Samsul merasa yakin tindakan Sekjen DPR diketahui para anggota Banggar. Pasalnya, mereka itu turut membahas serta menyetujui besarnya anggaran tersebut. Tidak tertutup kemungkinan adanya permainan antara pihak Setjen dengan para anggota Banggar DPR. “KPK harus mengusut dan mengungkap mega proyek di DPR itu yang berbau korupsi,” tegas Samsul.(sin)
|