BOGOR, Berita HUKUM – Proyeksi kebutuhan batubara dalam negeri untuk periode 5 tahun kedepan meningkat sebesar 8% per tahun, sedangkan produksi batubara meningkat rata-rata sebesar 1 % pertahun. Mengacu data Badan Geologi yang dikeluarkan pada 2013 lalu, total cadangan batubara sebesar 31,35 milyar per ton dengan lokasi cadangan tersebar di Kalimantan dan Sumatera.
Batubara direncanakan produksi pada 2015 mencapai 425 juta ton dengan rencana ekspor sebesar 322 juta ton dan rencana pemenuhan domestik mencapai 103 juta ton. Hingga Awal September 2014 produksi batubara telah mencapai 397 juta ton, produksi memenuhi kebutuhan ekspor sebesar 301 juta ton dan kebutuhan domestik hanya sebesar 96 juta ton batubara
Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian ESDM, Paul Lubis, meningkatnya penggunaan batubara untuk dalam negeri pada tahun 2015 mendatang dikarenakan proyeksi kebutuhan pemenuhan listrik PLN yang diarahkan menggunakan batubara pada megaproyek 10.000 MW dan rendahnya penyerapan domestik lokal.
“Batubara akan kami tingkatkan untuk pemenuhan listrik nasional, mengingat kita telah menjadi importir minyak dan pengendalian batubara akan dilakukan dengan mengurangi ekspor. Hanya saja pemerintah mengendalikannya agar tidak over supply namun tidak mengurangi nilai tambah untuk kas negara ,” ungkap Paul Lubis pada Berita Hukum dalam kesempatan sarasehan bersama forum wartawan ESDM, Jumat (5/9) di Bogor.
Pemenuhan batubara untuk kelistrikan nasional bukan tanpa alasan. Pada Pasal 5 ayat 1 dan 2 dalam UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral, telah disebutkan :
Untuk kepentingan nasional, menteri setelah berkonsultasi dengan DPR dapat menetapkan kebijakan pengutamaan batubara untuk kepentingan dalam negeri. Kepentingan nasional tersebut dapat dilakukan dengan pengendalian produksi dan ekspor.
“Hingga saat ini, tantangan kedepan adalah terkait pengelolaan lingkungan karena batubara memiliki nilai karbon yang sangat tinggi selain itu bagaimana secepatnya agar pembangkit listrik bertenaga minyak kita rubah menjadi pembangkit listrik bertenaga batubara,” tambah Paul mengingatkan.
PT. Pembangkit Listrik Nasional (PLN) sebagai pengguna terbesar batubara sejak 2013 telah merencanakan proyeksi bauran energi didominasi batubara sebesar 53% dan meningkat hingga 66% pada tahun 2022. Alokasi tersebut digunakan, diantaranya untuk penyelesaian tahap 1 dan tahap 2 pembangkit listrik berkapasitas sebesar 10.000 MW.
Penyelesaian megaproyek pembangkit listrik ini guna menggantikan pembangkit listrik PLN yang dominan menggunakan energi minyak bumi. (bhc/mat)
|