JAKARTA-Partai Demokrat akhirnya mengakui bahwa aksi diam Muhammad Nazaruddin membuat Partai Demokrat tersandera. Pasalnya, banyak elite partai itu yang dituding Nazaruddin ikut terlibat dalam kasus suap Wisma Atlet. Apalagi ditambah dengan tudingan sejumlah pejabat KPK bertemu dengan beberapa petinggi Demokrat. Hal ini tentunya memperburuk opini publik bagi partai itu.
"Partai Demokrat merasa disandera, padahal itu, dengan semakin terbukanya Nazaruddin, jadi kita tidak tersandera lagi. Kalau ada yang terlibat, kami proses siapa pun itu," kata Ketua DPP Partai Demokrat M Ikhsan Modjo, usai acara diskusi di Jakarta, Sabtu (20/8).
Jika Nazaruddin terus diam, menurut Ikhsan, masyarakat tetap menganggap elite Demokrat adalah maling. Untuk itu, sebaiknya Nazaruddin bersikap terbuka saja, sehingga jelas siapa yang dianggapnya bersalah. "Anggapan di media semua pengurus Demokrat maling, karena itu keinginan kami Nazar ngomong saja. Tidak usah ditutup-tutupi," jelas Ikhsan.
Ikhsan meragukan ada pihak lain yang menyetir Nazaruddin hingga kemudian diam. Padahal, Nazaruddin adalah orang cerdas yang mengatur skenario sendiri hingga membuat surat ke SBY. Nazaruddinlah harus mengendalikan dirinya sendiri. "Yang mengendalikan Nazaruddin itu, ya Nazaruddin sendiri. Ini asumsi salah kalau ada yang bilang ia dikendalikan," terangnya.
Ikhsan menambahkan Nazaruddin bukanlah orang sembarangan. Ia pandai memainkan karakter dan cerdas. "Dia itu orang cerdas, pemain anggaran besar, jangan-jangan justru dia dalangnya," tandasnya.
Ikhsan juga menilai upaya Nazaruddin untuk melibatkan Demokrat dan Presiden SBY dalam kasusnya dinilai merupakan upaya fitnah yang keji. "Fitnah keji dan ini permainan politik keji, ini trik politik, dia mengaku enggak mau makan seolah ada yang mau meracun, itu triknya," ujarnya.
Ikhsan juga menambahkan apa yang dituduhkan Nazaruddin ke SBY sangatlah tidak berdasar. Karena sejak awal SBY menegaskan untuk memproses kasus Nazaruddin. "Disangka SBY menyandera Neneng, nanti anaknya ditangkap, berlanjut-lanjut terus-terusan yang membuat hal ini tidak fair dan Demokrat terus yang disalahkan,” tandas dia.(mic/rob)
|