Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Cyber Crime    
Kejahatan Cyber
Di Amerika & Indonesia, Kejahatan Cyber Crime Meningkat
Thursday 17 May 2012 21:12:31
 

Ilustrasi
 
CALIFORNIA (BeritaHUKUM.com) – Sebuah lembaga rekanan FBI, Internet Crime Complaint Center (IC3) mencatat pada tahun 2011, kejahatan cyber crime telah meningkat 3.4 persen dari tahun sebelumnya. Hal itu berdasarkan, banyaknya keluhan para penguna internet ke IC3.
Seperti yang dilansir di Phys, Kamis (17/5). Bentuk cyber crime yang dilaporkan bervariasi, mulai dari pencurian identitas serta penggunaan informasi pribadi, penipuan yang berkedok asmara, hingga deposito palsu.

Secara nasional, rata-rata korban yang mengajukan komplain telah ditipu 4.187 dollar. Menurut Agen FBI, dan Bryan biasanya korban ditipu saat melakukan transaksi di salah satu situs jual beli. “ kemudian korban mengirimkan sejumlah uang untuk barang yang tidak pernah datang,” tuturnya.

Meski demikan, Wakil Direktur IC3, Ken Brooks mengatakan puas dengan peningkatan ini, karena menunjukkan bahwa banyak orang Amerika yang menyadari mengenai cyber crime. “Bukan hanya itu saja, mereka mulai sadar terdapat sebuah wadah untuk melaporkan kejadian tersebut,” ungkapnya.

Di Indonesia Pun Mengalami Hal Yang sama

Menurut perusahaan keamanan Symantect, Indonesia menempati peringkat 10 sebagai negara dengan aktivitas kejahatan cyber terbanyak sepanjang tahun 2011. Pasalnya Indonesia menyumbang 2,4 % kejahatan cyber di dunia.

Angka ini naik 1,7% dibanding tahun 2010 lalu, dimana Indonesia menempati peringkat 28. Menurut Senior Director Systems Engineering Symantec South Asia, Raymond Goh hal ini menujukan penaikan yang signifikan. “Sebabkan jumlah penguna internet di Indonesia terus meningkatnya. Terlebih, Indonesia masuk lima besar pengguna jejaring sosial terbanyak di dunia,” ungkapnya saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (15/5).

Raymond bependapat, penjahat cyber kini mulai melirik situs jejaring sosial untuk aksi kejahatan. Karena sifat pertemanan dalam jejaring sosial membuat pengguna percaya begitu saja atas link atau konten yang mereka terima dari sesama teman.(dbs/sya)



 
   Berita Terkait > Kejahatan Cyber
 
  Online Banking Sasaran Terbesar Kejahatan Cyber
  Kaspersky Lab Makin Agresif Perangi Kejahatan Cyber
  Trend Micro Bantu Interpol Perangi Kejahatan Cyber
  Facebook Bantu FBI Tangkap Pelaku Kejahatan Cyber
  Kejahatan Cyber Terbuka Lebar di Internet UKM
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2