JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua DPP PAN Didik J Rachbini menantang semua capres untuk mengungkap visi dan misi untuk Indonesia yang lebih baik. Dia pun tampak kecewa ketika Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) tak mau bicara soal visi misi hingga kini.
Menurut dia, menakar seorang capres ataupun partai politik harus dilihat dari visi dan misinya. Namun sayang, hingga kini Jokowi yang mengaku nasionalis belum mau bicara banyak soal visi dan misi.
"Menakar nasionalisme capres maupun parpol kita harus melihat visi misi, harus disampaikan kepada publik karena kita membawa partai yang menang dia akan memimpin 250 juta rakyat tidak boleh ditanya wartawan menghindar, tunggu dulu, mesam mesem, tidak boleh," kata Didik di Jakarta, Sabtu (5/4).
Visi dan Misi bagi capres dirasa penting, dia menjelaskan, hal itu agar rakyat tahu tokoh seperti apa yang hendak dipilihnya nanti.
"Kedua untuk menakar nasionalisme rekam jejak harus dilihat, salah satu yang kita ungkap rekam jejak bagaimana kebijakan sumber daya alam, kasus gas Tangguh dijual USD 3 dolar sampai puluhan tahun," terang dia.
Dia menilai, harusnya dari hasil penjualan gas, Indonesia mampu membangun apa saja. Sayang, hal itu tidak terjadi karena perjanjian yang dibuat oleh pemerintahan era Megawati Soekarnoputri.
"Itu dikalikan bisa bangun apa saja untuk mengentaskan kemiskinan," tegas dia.
Lain halnya dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, menurut dia, Hatta punya visi yang jelas. Meskipun sampai sekarang, Hatta belum memutuskan untuk maju sebagai capres atau cawapres.
"Dia punya satu konsep yaitu renegosisasi kontrak, dari pertambangan itu bagian dari nasionalisme, akses dilakukan reformasi agraria," terang dia.(merdeka/rff/ded/bhc/sya) |