SAMARINDA, Berita HUKUM - Rabu dini hari kebakaran kembali terjadi di Jl. Slamet Riyadi, Gang 2 RT. 11 Kelurahan Karang Asam Ilir, Kecamatan Karam Asam Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) pada, Rabu (10/9) sekitar pukul 02.10 WITA hingga pukul 04.00 WITA, sedikitnya ada 50 rumah tempat tinggal serta 1 buah sekolah jadi arang, serta 70 Kepala Keluarga (KK) dan 250 jiwa kehilangan tempat tinggal akibat musibah kebakaran tersebut.
Menurur Rahman (45) warga RT.11 yang tinggal tepatnya berada di belakang Sekolah SMK Muhammadiyah 2 dan SMP Muhammadiyah 2 mengatakan bahwa, dirinya serta istri dan 2 orang anak yang masih kecil sedang dalam tidur pulas, tiba-tiba orang berteriak kebakaran, saya bangun dan mengambil anak dan istri saya untuk menyelamatkan diri, ujar Rahmad, di halaman tengah SMP/SMK Muhammadiyah.
“Saat terjaga dalam tidur tiba-tiba orang berteriak kebakaran, saya ambil anak saya dan bangunkan istri saya langsung menyelamatkan diri kedepan sini SMK, kejadian itu sekitar pukul 02.00 Wita, saya dan istri tidak meyelamatkan barang-barang, yang saya ingat adalah menyelamatkan anak-anak dan istri saya,” sebut Rahman.
Sumber lain menyebutkan bahwa, api bermula dari atas loteng lantai 2 rumah Wati pas dibelakang pasar kedondong, namun belum diketahui dengan jelas akibat kebakaran tersebut, saat kebakaran pertama juga tidak ada bunyi ledakan, namun api tiba-tiba membesar, jelas sumber.
Demikian juga dengan keterangan saksi ibu Komaria (40) warga RT. 11 yang rumahnya dbelakang pasar Kedondong, bahwa kebetulan malam tadi suaminya bekerja sebagai wakar atau penjaga malam pada Sekolah SMK dan SMP Muhammadyah yang juga turut terbakar, bahwa saat itu dirinya bangun dan membuang air kecil tiba-tiba melihat ada api menyala yang tak jauh dari rumahnya dan saat itu orang berteriak kebakaran, namun tidak jelas asal api dari rumah siapa, tapi banyak orang bilang api berasal dari atas rumah Wati, terang Komariah.
“Saya tadi pas buang air kecil, saya melihat ada kebakaran yang tidak jauh dari rumah saya dan saat itu orang berteriak kebakaran, saya langsung ambil tas yang berisi surat nikah dan langsung menyelamatkan diri. Rumah saya juga ikut terbakar habis tanpa meyelamatkan barang lainnya,” ujar Komaria, dengan menangis sambil menunjuk rumahnya yang sudah menjadi arang.
Pantauan BeritaHUKUM.com di lokasi kebakaran, puluhan mobil PMK berusaha untuk memadamkan api, namun karena angin yang bertiup sangat kencang sehingga api dengan mudah melahap semua bangunan yang terbuat dari kayu, upaya pemadaman yang dilakukan oleh PMK terkendala dengan gang yang sempit sehingga api baru bisa dikuasai 2 jam kemudian.
Demikian juga denga Sekolah SMP/SMK Muhammadiyah 2, si jago mera bebas melahap 6 ruang kelas yang berada di lantai satu dan lantai dua bangunan tersebut terkendalah dengan pintu masuk atau gapura sekolah yang sempit, sehingga hanya satu mobil PMK yang ukuran kecil yang dapat masuk pada areal sekolah tersebut.
Hingga berita ini ditayangkan, Abdul Syahrani sebagai ketua RT. 11 belum dapat di konfirmasi kebenaran tentang jumlah rumah, KK serta jiwa yang menjadi korban kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran tersebut, karena Ketua RT tersebut juga masih sibuk dengan rumah tempat tinggalnya yang ikut dilalap sijago merah.(bhc/gaj)
|