JAKARTA, Berita HUKUM - Dalam sebuah proses politik munculnya dua kubu di parlemen dimana satu pihak mendukung pemerintah (eksekutif) dan kelompok lain mendukung lembaga legislatif, sebagai hal yang wajar. Di Indonesia ini masalah yang baru, tetapi di negara lain AS dan negara-negara Amerika Latin telah melaksanakan ini. “Hal seperti ini terjadi di Amerika dan beberapa negara Amerika Latin, kemudian tumbuh ke dewasaan berpolitik, akhirnya terjadi check and balances yang bagus,” demikian ditegaskan anggota DPR Fadel Muhamad sebelum mengikuti Sidang Paripurna DPR, Kamis (16/10).
Politisi Partai Golkar ini mengakui, munculnya dua kubu ini sebagai hal agak baru dan sedikit canggung untuk melaksanakan hal ini. Tetapi berdasar teori ilmu pemerintahan, hal seperti ini terjadi. Konsekuensi logisnya adalah seluruh pimpinan AKD diambil oleh Koalisi Merah Putih dan di Pemerintahan didominasi Kelompok Indonesia Hebat terdiri PDI Perjuangan, Hanura, Nasdem dan PKB.
Dampaknya bagi Indonesia ke depan, memang ini hal baru dan belum pernah terjadi seperti ini. Ke depan wajah Indonesia akan lain, karena ada sebuah tim KMP yang kompak dalam pembangunan parlemen ke depan. “Tentunya ini menarik sekali,” ia menambahkan.
Ini konsekuensi logis dari percaturan politik akhirnya menjadi dua kubu. “Insya Allah lima tahun ke depan mungkin KMP di eksekutif dan KIH kembali di lembaga legislatif. Kita lihat apa yang akan terbangun lima tahun ke depan,” katanya.(mp/dpr/bhc/sya) |