JAKARTA, Berita HUKUM - Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon kembali menuliskan sajak-sajak provokati tentang bagaimana seorang pemimpin yang bekerja tanpa arah. Namun, ia tidak menyebutkan siapa contoh pemimpin tersebut.
"Pemimpin yg nggak ngerti sejarah n budaya selalu salah diagnosa thd problem bangsa," tulis Fadli melalui akun twitternya @fadlizon, Kamis (23/2).
Ia melanjutkan, dengan kesalahan budaya yang telah mengakar, pemimpin seharusya membuat pandangan baru untuk memperbaiki langkah yang telah salah tersebut. Namun yang terjadi, tambah pria kelahiran 45 tahun lalu itu, para pemimpin tidak mencari cara untuk menimalisir kesalahan tersebut.
"Lalu salah resep n obat, shg tak sembuh2, tak selesai2," pungkas Fadli.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini juga pernah membuat bait puisi baru dengan judul ‘'Sajak Sang Penista'. Puisi terbarunya itu diunggah ke media sosial twitternya pada Kamis (2/2) ini. Baru tiga jam diunggah, puisi tersebut sudah dibagikan sebanyak 209 kali oleh pengikutnya di twitter.
"Apa gk ada kerjaan lain ta. Kok kerjanya menebar kebencian. Aneh pejabat skrg. Apa gk tahu itu sangat dibenci oleh Allah Swt," kicau akun @Soemarsono2.
"Sajak sang koruptor dong pak. Pasti keren tuh," tulis @mrsleft1992 mengomentari postingan Fadli.
Berikut puisi lengkap 'Sajak Sang Penista' yang ditulis oleh Fadli Zon:
Sajak Sang Penista
di tengah damai Jakarta
kau pamerkan keangkuhan sempurna
sumpah serapah intimidasi
mengalir sederas air banjir
lalu kau cibir orang-orang pinggir
menggusur tanpa basa basi
menindas dengan tangan besi
dan kau seenaknya korupsi
dari rumah sakit hingga reklamasi
memenuhi nafsu ambisi
Di tengah damai Jakarta
kau nista ayat-ayat Tuhan
Al Qur'an dituduh alat kebohongan
kaulah yang merobek kebhinekaan
juara pengkhianat Pancasila
pemecah belah kerukunan beragama
biang segala adu domba
Di tengah damai Jakarta
kau fitnah lagi kyai dan ulama
serbuan berita palsu hasutan gila
ancaman teror fisik hingga penjara
kau bagai diktator pemilik dunia
menyebar resah ke segala arah
menggalang lautan amarah
kami tahu kau hanya pion berlagak jagoan
di belakangmu pasukan hantu gentayangan
tangan-tangan kotor penguasa komplotan
konspirasi barisan kejahatan
hukum mudah kau beli murah
keadilan punah habis dijarah
demokrasi dikebiri sudah
peluru muntah berhamburan
provokasi pesta kerusuhan
tapi ingatlah sang penista
takdir pasti kan tiba
rakyat bersatu tak bisa dikalahkan
doa ulama kobarkan keberanian
umat yang terhina berjihad kebenaran
orang-orang miskin membangun perlawanan
dan tirani pasti tumbang
Di tengah damai Jakarta
kaulah penabur benih bencana.
Fadli Zon, Jakarta, 2 Februari 2017.(Arah/idnusa/bh/sya) |