JAKARTA, Berita HUKUM - Wakil Ketua DPR Fadli Zon di ruang kerjanya Gedung DPR, Senayan, Rabu (10/2) menerima Perwakilan Serikat Buruh. Banyak tuntutan buruh di seluruh Indonesia terutama dari organisasi-organisasi buruh yang semakin kuat sekarang ini sehubungan makin banyaknya pabrik yang tutup.
Menurut Fadli Zon suara mereka perlu didengarkan karena buruh merupakan salah satu profesi yang paling banyak di Indonesia selain petani. Buruh juga menunjang industri, menunjang perusahaan serta menjadi tulang punggung ekonomi.
Wakil Ketua DPR RI mengatakan perlu adanya peningkatan dalam KHL (kebutuhan Hidup layak). Misalnya upah layak, bukan upah murah. Layak itu artinya bisa sesuai dengan kebutuhan.
"Saya kira tuntutan buruh ini harus didukung karena kita akan menghadapi suatu era globalisasi terutama globalisasi yang bersifat regional. Berarti akan terjadi satu kompetisi yang lebih besar. Siapa yang kuat akan diuntungkan, sementara lemah akan tersisih. Nah kita ingin tentu menjadi pihak yang diuntungkan dan dapat memanfaatkan kesempatan ini." ujar politisi Gerindra ini.
Ketua Serikat Buruh Muhammad Ihsan mengkritisi masalah pertanian dan ekonomi yang mengguncang sehingga banyak pabrik yang tutup. Dia mempertanyakan factor apa yang membuat perusahaan asing gulung tikar dan hengkang dari Indonesia.
"Tolong pemerintah tidak hanya melakukan pencitraan tetapi melihat di lapangan apa yang terjadi. Jika pemerintah tidak juga menangani masalah ini serikat buruh akan menggelar demo lebih besar," ujar Ihsan.
Ia menambahkan, di bidang pertanian tidak adanya regenerasi sehingga anak-anaknya lebih memilih hijrah ke Jakarta untuk menjadi buruh. Ini terjadi karena mereka memiliki mindset bahwa jika menjadi seorang petani harus siap menjadi miskin dan status ekonominya rendah.
Kepada Fadli Zon yang juga Ketua HKTI, mereka berharap kedepannya bisa konsen mengarap anak muda, bila perlu dibuatkan suatu lembaga agar mereka aktif. Anak muda yang datang ke Jakarta harus dideteksi, dididik dan dikembalikan ke kampung untuk membangun desanya. "Mereka pun menyampaikan belum siapnya menghadapi MEA. Anak muda di kota galau, apalagi anak desa," tambahnya.(rnm,mp/dpr/bh/sya)
|