JAKARTA, Berita HUKUM - Kabar viral yang menyebutkan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Dr. K,H. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, M.A dikenal dengan Din Syamsuddin masuk dalam daftar terorisme dunia membuat geram mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.
Fahri menilai isu yang viral di sejumlah linimasa media sosial itu tidak lepas dari kritikan tajam yang dilakukan Din Syamsuddin pada pemerintah. Terutama setelah pengumuman menteri, di mana ada menteri yang seolah kompak ingin memberantas radikalisme.
Bagi Din, isu radikalisme cenderung menyudutkan dan menyakiti masyarakat Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia.
Menurut Fahri, isu Din Syamsuddin terlibat dalam terorisme merupakan isu yang disebarkan oleh mereka-mereka yang sudah sakit dalam berpikir. Sebab, mantan ketua umum PP Muhammadiyah dua periode itu adalah tokoh dunia yang sudah mendapat banyak penghargaan dari banyak negara.
"Gara-gara Pak Din Syamsudin kritik pemerintah, lalu dia dituduh membiaya teroris. Ini permainan orang sakit. Kalau dia disebut teroris, terus kita gimana?" tegasnya dalam akun Twitter pribadi dengan Followers sebanyak 1.248.742 orang, Minggu (27/10).
Atas alasan itu, Fahri berharap Menko Polhukam Mahfud MD segera mengakhiri narasi-narasi anti radikalisme yang terus didengungkan sejumlah pihak.
"Inilah tugas berat menteri kita yang baru. Mengakhiri bisnis orang-orang yang tidak menghendaki ada persaudaraan dan perdamaian sejati. Mereka bermain di air keruh. Tokoh-tokoh moderat akhirnya jadi ekstrem dan sulit ditarik kembali. Padahal, negara memerlukan solidaritas yang luas dan kuat," cetus Fahri Hamzah yang juga sebagai pendiri ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI).
"Selamat bekerja Prof. Mahfud MD semoga bisa menyatukan kembali bangsa yang hampir pecah oleh sponsor saling tuduh. Semoga rekonsiliasi yang dicanangkan oleh presiden Jokowi ada dan hadir dalam kenyataan. Hentikan negara sebagai tukang adu domba. Ayo bangun persatuan!," pungkasnya.
Din Syamsuddin sendiri menanggapi santai berita lama dari media yang seolah disebut berasal dari Yaman. Menurutnya, isu yang viral itu adalah bagian dari permainan elite politik.(tw/wv/RMOL/bh/sya)
|