Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Fahri Hamzah
Fahri Hamzah Kritik Pengawalan Ketat Presiden Jokowi
2018-02-05 05:22:42
 

Ilustrasi. Fahri Hamzah, Presiden KAKAMMI memberikan kartu merah untuk Pemerintahan Jokowi.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengkritik Presiden Joko Widodo yang membawa banyak tentara dan polisi saat menghadiri Dies Natalis Universitas Indonesia (UI) ke-68 di Balairung Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2) lalu. Menurutnya, tak seharusnya presiden membawa pengawalan ketat dari Tentara dan Polisi ke lingkungan kampus.

"Itu kritikan pertama saya. Enggak bener itu, enggak boleh begitu, bawa begituan (tentara dan polisi) ke kampus," ucap Fahri kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senyan, Jakarta, Jumat (2/2).

Pimpinan DPR Koordinator Bidang Kesejahateraan Rakyat menyarankan, jika hanya untuk datang ke kampus itu, cukup dengan sistem pengamanan minimal, yakni yang melekat saja kepada presiden dengan mengutamakan operasi intelijen.

"Kalau hadir simbol-simbol kekuasaan di kampus, itu wujud dari simbolisasi represi dari kebebasan akademik. Itu yang saya sedihkan," tandas Fahri.

Fahri menilai Presiden Joko Widodo seharusnya tidak boleh membawa simbol-simbol kekuasaan ke lingkungan kampus. Sebab, menurutnya, lingkungan kampus merupakan area bebas menyatakan pendapat. Fahri juga mengkritik pihak rektorat UI yang dianggap terlalu birokratis dalam acara tersebut.

"Kita tidak boleh membawa feodalisme dan kekuasaan di dalam kampus, karena di situ tempat kita berpikir dan orang menyatakan pendapatnya secara bebas. Nah itu yang sangat saya sesalkan, nuansanya birokrasi," tegas politisi PKS asal Dapil NTB itu.

Sementara terkait Ketua BEM UI yang mengangkat buku kuning di ruang pertemuan, dan kemudian dibawa keluar oleh Paspampres, menurut Fahri hal tersebut merupakan ekspresi mahasiswa. Seharusnya, Jokowi menanggapinya dengan terbuka dengan kritikan-kritikan.

"Saya bilang, itu kan ekspresi mahasiswa. Harusnya Pak Jokowi itu, siapa ini? BEM. Bagaimana, boleh kita ngomong? Ayo, apa kritik anda kepada pemerintah, saya ingin mendengar," saran Fahri sembari mengingatkan bahwa presiden di negara demokrasi harus terbuka.(sf/DPR/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Fahri Hamzah
 
  Tegur Dahnil, Fahri Hamzah: Bro, Jangan Seret Pak Prabowo Ke Isu Kecil
  Fahri Hamzah Sarankan Presiden Bentuk Perppu Perlindungan Data Penduduk
  Kivlan Zen Batal Dicekal, Fahri Hamzah: Bukti Hukum Kita Diatur Segelintir Orang
  Jika Prabowo Menang, Fahri Usul SBY dan Amien Rais Jadi Menteri Senior
  Terlalu Cepat Definisikan Pahlawan dengan Pengertian Baru
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2