JAKARTA, Berita HUKUM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sempat vakum sejak Kamis (17/1) dan baru mulai beraktivitas hari ini, Senin (21/1). Berhentinya aktivitas itu karena ada sejumlah peralatan dan fasilitas gedung yang rusak akibat terjangan banjir yang melanda Ibu Kota Jakarta akhir-akhir ini. Namun, lembaga superbody ini mengaku belum menotal karugian yang diakibatkan bencana tahunan itu.
Johan Budi SP, Juru Bicara KPK saat memberikan keterangan pada rekan-rekan media mengaku sampai saat ini masih ada peralatan yang rusak. Meski begitu, pihaknya menegaskan bahwa mulai hari ini Abraham Samad dkk sudah on melakukan penyelidikan terhadap saksi-saksi. "Ada beberapa perangkat sosialisasi yang kerendam. Perangkat itu misalnya brosur, dan kaos. Nilai belum dihitung," ujar Johan, Senin (21/1) di gedung KPK jalan Rasuna Said, Jakarta.
Peralatan-peralatan yang rusak yakni panel-panel utama, UPS, trafo, dan genset. Kerusakan itu dampak dari gedung KPK yang tergenang air. Akibat kerusakan itu, Gedung KPK gelap gulita beberapa hari. Tidak hanya itu, di bagian basement gedung ini juga sempat terandam banjir. Akibatnya sembilan tahanan diungsikan ke rumah tahanan (Rutan) Guntur.
Tapi Johan Budi memperkirakan bahwa kerugaian dari peralatan-peralatan yang rusak dan gedung yang sempat terendam itu tidak banyak. Sebab, hal itu hanya butuh pengeringan dan perbaikan kecil. "Yang pasti tidak banyak karena yang vital itu genset dan UPS. Tapi itu sudah dinormalkan kembali, dikeringkan, dan sudah bisa beroperasi dengan normal. Saya belum dapat laporan berapa kerugian yang diakibatkan oleh banjir. Tentu ini bukan sebuah kelalaian atau kesengajaan karena banjir itu bencana alam.
Sampai saat ini basement gedung KPK belum bisa digunakan, oleh sebab itu Miranda cs belum bisa dikembalikan ke Rutan basement gedung KPK. "Sampe saat ini belum dikembalikan tahanan yang kemarin ada di rutan KPK. Tidak bisa sehari dua hari, kemungkinan sepekan dikembalikan ke rutan KPK," pungkas Johan.(bhc/din) |