JAKARTA, Berita HUKUM - Saat memasuki Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) Prabu Irawan sebagai presidium dari Gerakan Pemuda Suara Hati Rakyat (GPSHR) menerangkan visi dan misi yang diterapkan, agar mampu menumbuhkan semangat kemandirian jiwa kewirausaha yang mapan, terlebih pada anggotanya untuk dapat menjadi panutan tauladan bagi masyarakat luas.
"Iya itukan memang visi dan misi kita, nantinya kita akan menciptakan kemandirian berwira-usaha terhadap para pengurus maupun anggota," ujar Prabu, saat berbincang santai di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada, Kamis (11/2).
Selain itu, Prabu menambahkan GPSHR bukan hanya akan menciptakan kemandirian berwirausaha terhadap penggurus dan anggotanya saja. "Kami juga ingin ke depan GPSHR dapat menjadi ormas yang santun, serta selalu menjunjung tinggi nilai kebangsaan," jelas Prabu.
Sejatinya, ia miris kalau melirik perkembangan ormas/LSM saat ini, Prabu menanggapi beberapa ormas yang terlalu identik dan gampang terprovokasi atau yang lebih banyak menonjolkan sisi negatifnya yang arogan, anarkis, seperti baru-baru ini yang terjadi dengan aksi bentrok anarkis heboh dikota Medan, sesama ormas. Ia sangat menyayangkannya hal tersebut dan berharap, agar para ormas di zaman yang serba digital ini lebih intelektual, elegan, terdidik dan memiliki jiwa bersaing maju dibidang hal-hal yang positif. Begitu juga bisa menjadi contoh yang baik untuk masyarakat luas, yang ikut serta memajukan bangsa tercinta, ungkapnya.
"Nantinya lebih menggunakan cara-cara persuasif yang elegan yang akan menjadi contoh yang baik bagi khalayak orang banyak, begitu juga bisa menjadi kontrol sosial di kebijakan pemerintahan. Kedepan jika diberi kesempatan, Ormas yang kita bentuk akan berbeda dengan ormas lainnya. Kita akan selalu bersikap elegan dan selalu menggunakan cara-cara intelektual. Karena kitapun juga akan patuh terhadap kebhineka tunggal ika," pungkas Prabu Irawan.(bh/bar) |