JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Koalisi Nasionalis-Agama (Naga) yang sedang dibangun Partai Gerindra merupakan upaya strategis menghadapi koalisi 'Biru' yang gabungan antara Partai Demokrat & Partai Amanat Nasional (PAN). Kedua partai itu dipastikan berkoalisi pada Pilpres 2014, menyusul pernikahan antara Edhie Baskoro Yudhoyono dengan Siti Aliya Ruby Rajasa.
"Koalisi Biru sudah jelas bagaimana ending-nya. Tentu kader terbaik Demokrat dan PAN akan berpasangan pada Pilpres. Semua sudah bisa membaca arahnya kemana. Untuk itu, kami menjajaki koalisi Nasionalis-Agama atau Naga dengan partai-partai Islam, seperti PKS dan PPP, “ kata Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani yang dihubungi wartawan, Senin (23/1).
Menurut dia, pihaknya berkeyakinan tanpa figur SBY sebagai capres, kekuatan Demokrat akan berkurang. Dengan demikian peta politik pada 2014 akan sangat dinamis. "PKS dan PPP pasti akan realistis, sebab capres Demokrat bukan SBY lagi. Adapun Gerindra menawarkan figur Prabowo sebagai capresnya," jelas dia.
Gerindra berpandangan bahwa PKS dan PPP berpotensi menjadi mitra koalisi pada 2014. Tapi tidak terutup keungkinan Gerindra juga menjajaki kemungkinan koalisi dengan partai-partai besar, seperti Partai Golkar dan PDIP. "Komunikasi kami dengan PKS dan PPP baik. Begitu juga dengan Golkar dan PDIP. Koalisi bisa saja terjadi, karena peta politik 2014 sangat dinamis," ujar Muzani.
Namun Muzani memastikan, tujuan Gerindra berkoalisi adalah untuk mengusung Prabowo Subianto menjadi calon presiden, bukan calon wakil presiden lagi seperti 2009. "Golkar dan PDIP pasti akan ada komunikasi juga, tergantung seperti apa tawaran koalisinya, karena target Gerindra adalah RI-1 bukan RI-2," tandas.(inc/rob)
|