JAKARTA, Berita HUKUM - Bareskrim Polri melakukan penahanan terhadap Sugi Nur Rahardja alias Gus Nur sebagai tersangka atas dugaan tindak pidana ujaran kebencian dan permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat. Gus Nur diduga telah menghina Nahdlatul Ulama (NU) di media sosial.
Direktur Tindak Pidana (Dirtipid) Siber Bareskrim Polri, Brigjen Pol Slamet Uliandi membenarkan penahanan Gus Nur.
”Ya, tersangka Gus Nur dilakukan penahanan,” kata Slamet Uliandi saat dihubungi wartawan, Minggu (25/10).
Slamet Uliandi menjelaskan, penahanan Gus Nur dilakukan untuk 20 hari ke depan di Rutan Bareskrim Polri.
“Dia sebelumnya sudah ditetapkan sebagai tersangka dugaan tindak pidana ujaran kebencian,” jelas Slamet Uliandi.
Sebelumnya diberitakan, penangkapan terhadap Gus Nur didasarkan atas laporan masyarakat ke Bareskrim Polri, salah satunya dari Ketua pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Cirebon Azis Hakim karena dianggap telah menghina NU.
Tersangka Gus Nur ditangkap di sebuah rumah yang beralamat di Pakis, Malang, Jawa Timur. Gus Nur ditangkap pada Sabtu (24/10) dini hari dan turut diamankan sejumlah barang bukti seperti laptop dan komputer.
“Tersangka ditangkap atas tuduhan menyebarkan informasi untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan. Pernyataan Gus Nur tersebut disebarkan dalam akun YouTube MUNJIAT Channel pada 16 Oktober 2020,” terang Slamet Uliandi.
Dalam video tersebut Gus Nur tampak sedang berbincang dengan Refly Harun. Video itu diunggah pada 16 Oktober 2020.
Pada menit 3.45 di video tersebut, Gus Nur menyampaikan pendapatnya soal kondisi NU saat ini. Menurut Gus Nur, NU saat ini tidak seperti NU yang dulu.
“Sebelum rezim ini, kemana jalan dikawal Banser. Saya adem ayem sama NU. Ndak pernah ada masalah. Nah, tapi setelah rezim ini lahir tiba-tiba 180 derajat itu berubah,” ujar Gus Nur dalam video itu.
“Saya ibaratkan NU sekarang itu seperti bus umum. Supirnya mabuk, kondekturnya teler, keneknya ugal-ugalan. Dan penumpangnya itu kurang ajar semua. Merokok, nyanyi juga, buka-buka aurat juga, dangdutan juga,” lanjutnya.
Gus Nur lantas menyebut sejumlah nama. Dia menyebut nama pegiat media sosial Permadi Arya atau Abu Janda, Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas hingga Ketum PBNU Said Aqil Siradj.
“Jadi saya kok pusing dengerin di bus yang namanya NU ini. Ya tadi itu, bisa jadi keneknya Abu Janda. Bisa jadi kondekturnya Gus Yaqut. Dan sopirnya KH Aqil Siradj. Penumpangnya liberal, sekuler, PKI di situ numpuk,” ungkapnya.(kbp/bh/amp) |