JAKARTA, Berita HUKUM - Perayaan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia ke-71 tahun berlokasi di Patung HKSN (Hari Kesetiakawanan Nasional) Senen Jakarta Pusat bertajuk, 'Satu Tujuan Kita Tujuan Kita Satu' atas inisiatif dari gerakan Majelis Gerakan Masyarakat Gotong Royong Pancasila (Gema Gong Pancasila).
Acara yang dimeriahkan oleh Bambang Oeban, Imam Ma'arif, Cak Rohim dengan turut pula penampilan teater ANU yang berjudul 'Pahlawan Tak Dikenal' yang turut pula juga dihadiri oleh beberapa Raja-raja, Sultan, dan Kepala suku yang ada di nusantara.
Wardi Jien, SH selaku pimpinan Majelis Gema Gong Pancasila mengatakan bahwa, "acara ini digelar di tugu HKSN yang dihadiri oleh beberapa ormas-ormas di Jakarta dan perwakilan nusantara, dan juga Gema Gong Pancasila. HUT Proklamasi bangsa Indonesia jatuh pada 17 Agustus, dan HUT RI yang jelas pada 18 Agustus. Janganlah merubah-rubah lagi sejarah itu. Sejarah itu tidak bisa dirubah-rubah karena sudah terjadi," jelasnya, Rabu (17/8).
"Tujuan kami agar bangsa ini mampu mencintai bangsanya. Tidak ada lagi teman-teman yang menjadi ISIS, teroris ataupun paham komunis. Kita mesti melawan segala bentuk ancaman terhadap generasi bangsa dari narkoba, korupsi, dan juga selain itu juga harus menanamkan nilai nilai Pancasila pada bangsa ini," ujarnya lagi memberikan himbauan.
Di monument HKSN, yang lokasinya di himpit oleh Stasiun Kereta Api Senen dan Pasar Senen, berjejer puluhan kursi dan terpampang beberapa buah spanduk serta panggung sederhana tempat pentas teater kecil untuk ditonton warga sekitar di publik area itu. Di panggung itu terpampang jelas sebuah big banner bertuliskan Gema Gong Pancasila, 71 tahun "Satu Tujuan Kita Tujuan Kita Satu" perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Nampak juga di acara dari siang hingga malam berlangsung itu, beberapa warga yang menonton dan menikmati acara pagelaran seni teater budaya dari penampilan teater ANU di area publik, patung HKSN itu.
Lalu kemudian salah satu perwakilan Raja-raja, Sultan dari nusantara. Ratu Kokoda saat di wawancarai mengatakan, "Gema Gong Pancasila ini adalah gerakan yang yang tempo hari kita deklarasi di tempat ini setahun yang lalu, tepatnya bulan April 2015 yang lalu. Kegiatan ini kelanjutannya dimana merayakan hari Proklamasi, merasa kami bergabung lagi maka itu kami datang. Bukan saja kami dari Kokoda, namun dari Lampung, Lombok, Kutai, Toraja. Kami datang kemari untuk sekaligus mempererat tali silaturahmi bersama Gema Gong Pancasila," ujar Ratu, yang berasal dari Papua.
Memang, sejatinya bila mengingat sejarah dahulu, Ratu Kokoda pun menyampaikan kalau dahulu Ayahnya sendiri paling marah atau kesal kalau dipanggil Papua. "Bahkan Itu bisa ditebas sama parang, kalau dipanggil itu. Karena sebutan Papua itu dianggap atau konotasinya kurang bagus ketika itu. Namun, karena perkembangan politik berlanjut sekitar di zaman era pemerintahan Gus Dur disebut Papua dan saya sendiri bangga disebut papua saat ini," urainya lagi.
Bagi kelompok yang mengumandangkan keinginan untuk yang ingin merdeka atau melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menurut pandangan Ratu Kokoda bahwa, kelompok yang dikenal dengan Gerakan Papua Merdeka atau OPM itu tidak sesuai, karena NKRI harga mati. "Itu tidak sesuai dengan yang dicita citakan para pendiri bangsa, dimana kebetulan ayah saya sendiri yang menyerahkan Irian Barat ke tanah pangkuan Republik Indonesia. Presiden Pertama RI, Ir Soekarno bahkan memberikan nama 'Jago Tua dari Irian Barat', yang mana beliau juga mantan anggota DPA," jelasnya kepada pewarta.
Lebih lanjut dikatakan pula bahwa, Pancasila terbukti Sakti sehingga bisa menyelamatkan bangsa. Tak heran Gema Gong Pancasila cukup besar harapannya dengan acara-acaranya pada rakyat agar bisa mengenal Pancasila secara utuh. "Pancasila membawa kita lebih kuat dan makmur serta mencintai Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Selain itu siap berjuang dalam suasana gotong royong dalam mewujudkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.(bh/mnd)
|