Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Muhammadiyah
Haedar: RS Muhammadiyah Jangan Ketularan Virus Berhutang
2021-06-25 09:19:12
 

Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si. Ketua Umum PP Muhammadiyah.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Mengisi tausyiyah Milad 50 tahun RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Rabu (23/6) Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan agar semua amal usaha kesehatan Muhammadiyah terus melakukan transformasi, proyeksi ke depan sekaligus menghindari jebakan hutang.

Pesan itu menurutnya penting agar proyeksi positif yang dicanangkan tidak jatuh kepada hal kontraproduktif. Selain itu, usaha transformasi dianggap perlu dukungan jiwa, alam pikiran, dan kepemimpinan dari para dokter, tenaga kesehatan dan karyawan rumah sakit.

"Kita ini Amal Usaha Muhammadiyah bisa bertahan dan terus maju karena selalu setiap tahap dan periode ada proyeksi ke depan untuk bisa lebih baik," terang Haedar.

"Jadi ada semangat memproyeksikan. Lima sampai sepuluh tahun ke depan, hutang itu jangan tambah. Jadi logika yang keliru kalau hutangnya bertambah, kecuali kalau hutangnya bertambah tapi penghasilannya lebih besar lagi itu bisa. Ya, tapi kalau hutang bertambah, penghasilan seret itu, termasuk bagi negara itu, kata orangtua kita adalah besar pasak daripada tiang. Itu tidak boleh," pesannya.

Haedar menjelaskan bahwa hutang di luar kapasitas diri mampu mengubah menjadi posisi lemah (gharim) sehingga mustahil orang lemah mampu melakukan transformasi dan memberikan kemanfaatan pada masyarakat.

"Kenapa menjadi gharim? Karena hutang melampaui kapasitas dirinya. Negara itu sebetulnya juga tidak boleh karena nanti kalau satu periode menghutang besar, siapa yang tanggung jawab? Periode yang akan datang kan? Maka seleksinya untuk berhutang itu harus tinggi sebenarnya," jelasnya.

"Ini penting supaya tidak ada semangat berhutang yang membawa kita pada (status) gharim karena itu akan merusak masa depan kita. jadi jangan terbawa virus berhutang yang pada akhirnya melampaui takaran. Jadi ini penting, maudhu'ah, itu sikap tanadhar. Kesadaran pada masa depan," tegasnya.(muhammadiyah/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Muhammadiyah
 
  Kalender Hijriah Global Tunggal: Lompatan Ijtihad Muhammadiyah
  Jusuf Kalla Sebut Pikiran Moderat Haedar Nashir Diperlukan Indonesia
  Tiga Hal yang Perlu Dipegang Penggerak Persyarikatan Setelah Muhammadiyah Berumur 111 Tahun
  106 Tahun Muhammadiyah Berdiri Tegak Tidak Berpolitik Praktis, Berpegang pada Khittah
  Siber Polri Tetapkan A.P Hasanuddin sebagai Tersangka Ujaran Kebencian terhadap Muhammadiyah
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2