SINGAPURA, Berita HUKUM - Halimah Yacob Mantan Ketua Parlemen mengukir sejarah setelah terpilih menjadi presiden wanita pertama Singapura, Senin (11/9).
Halimah akan menjadi presiden kedelapan Singapura dan wanita pertama yang memegang posisi sebagai Kepala Negara.
Kemenangan Halimah dipastikan setelah dia menjadi satu-satunya bakal calon presiden yang diloloskan oleh Komite Pemilihan Presiden, seperti dilaporkan The Straits Times.
Dua bakal calon lain yaitu pengusaha Farid Khan dan Salleh Marican gagal memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk menjadi calon resmi.
Dengan dirinya menjadi satu-satunya bakal capres yang dapat berlaga, maka dipastikan Halimah menang dengan walkover di hari nominasi yang akan digelar pada Rabu (13/9).
Pilpres Singapura yang dijadwalkan akan digelar pada Sabtu (23/9) dengannya tidak perlu diselenggarakan lagi.
Memang untuk menjadi capres di Singapura tidaklah mudah. Ada segudang kriteria yang sangat ketat yang harus dipenuhi.
Untuk pejabat publik seperti Halimah harus memenuhi syarat salah satunya ialah telah menjabat di sejumlah posisi penting politik selama sekurang-kurangnya 3 tahun.
Halimah sendiri menjabat sebagai Ketua DPR Singapura selama 4 tahun dari 2013 sampai 2017.
Sementara itu untuk bakal calon dari kalangan swasta harus memiliki shareholders equity sekurang-kurangnya 500 juta dollar Singapura.
Inilah syarat yang gagal dipenuhi Farid dan Salleh karena shareholders equity perusahaan yang mereka pimpin tidak mencapai angka yang disyaratkan.
IFrameUntuk Pilpres tahun ini hanya warga Melayu yang dapat mencapreskan diri.
Amandemen konstitusi ini dilakukan tahun lalu untuk memastikan keterwakilan setiap suku di kursi presiden.
Adapun Singapura memiliki empat suku yaitu China, Melayu, India dan "Others" atau yang lain-lain.
Halimah mendeklarasikan kemenangannya dan berterimakasih terhadap dukungan warga Singapura yang luar biasa sejak dia memutuskan mencalonkan diri bulan lalu.
Wanita berusia 63 ini menjadi orang melayu kedua yang menjadi presiden setelah Yusof Ishak yang merupakan presiden pertama Singapura dari 1965-1970.
Posisi Presiden Singapura adalah seremonial namun jauh lebih kuat dari presiden seremonial di negara lain.
Presiden Singapura mempunyai hak veto terhadap simpanan keuangan negara dan anggaran negara, penunjukan pejabat publik seperti Ketua Mahkamah Agung (MA), Jaksa Agung, Panglima Angkatan Bersenjata dan Kepala Staf Tiga Angkatan.
Presiden juga dapat memveto Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diajukan parlemen.
Bukan sekali ini pilpres Singapura berlangsung walkover.
Pilpres 1999 dan 2005 juga dimenangkan mantan Duta Besar Singapura untuk AS, SR Nathan tanpa kontes. Halimah dijadwalkan dilantik pada Rabu (13/9) malam.
Lapangan di Markas Besar Rakyat di Jalan Besar akan menjadi lautan oranye saat para pendukung muncul membawa spanduk dan bunga hari ini untuk menghibur wanita yang akan menjadi Presiden Singapura berikutnya dalam sebuah walkover.
Berikut adalah garis waktu karirnya:
23 Agustus 1954 - Halimah Yacob lahir di rumah keluarganya di Queen Street, anak bungsu dari lima bersaudara.
1962 - Ayahnya, seorang penjaga, meninggal saat berusia delapan tahun. Ibunya menjual nasi padang dari sebuah gerobak dorong ke arah Shenton Way sebelum membeli sebuah warung jajanan. Dia membantu di kios ibunya, membersihkan, mencuci, membersihkan meja dan melayani pelanggan.
Akhir 1960-an - Dia menghadiri sekolah Singapore Chinese Girls, dan merupakan salah satu dari sedikit murid Melayu di sana.
1970 - Dia kemudian pergi ke Tanjong Katong Girls 'School dan University of Singapore di mana dia lulus dengan gelar sarjana hukum
1978 - Dia bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) sebagai petugas hukum. Dia menghabiskan lebih dari 30 tahun di sana dan akhirnya ditunjuk sebagai wakil sekretaris jenderal
1980 - Dia menikahi kekasihnya Mr Mohamed Abdullah Alhabshee, seorang pengusaha. Mereka memiliki lima anak yang kini berusia antara 26 sampai 35 tahun.
2001 - Dia masuk politik atas desakan perdana menteri Goh Chok Tong dan telah diperebutkan dan dimenangkan dalam 4 pemilihan umum. Dia memperebutkan kursi di Jurong GRC dan Marsiling-Yew Tee GRC.
2011 - Ia menjadi Menteri Negara di Kementerian Pengembangan Masyarakat, Pemuda dan Olahraga.
2013 - Dia ditunjuk sebagai ketua parlemen wanita pertama di Singapura.
11 Sept, 2015 - Ibunya, yang berusia 90 tahun, meninggal pada Hari Pemungutan Suara Pemilu 2015. Madam Halimah sangat dekat dengannya dan menggambarkannya sebagai "saat paling menyedihkan dalam hidupku".(dbs/straitstimes/kompas/bh/sya) |