JAKARTA, Berita HUKUM - Bulan Ramadhan sebuah momen yang berharga bagi dunia pertelevisian menyuguhkan sebuah tontonan berkualitas. TRANS TV dengan bangga menghadirkan program-program unggulan Ramadhan, salah satunya sebuah drama religi spesial Hanya Tuhan Lah Yang Tahu (HTYT) yang digarap berkualitas film layar lebar. HTYT mulai tayang perdana di hari pertama bulan Ramadhan Senin – Minggu pkl. 20.30 WIB.
Lahir dari seorang penulis drama religi terlaris dan ternama Wahyu H.S. yang telah berhasil pada program sebelumnya Para Pencari Tuhan, HTYT diharapkan mampu memberi angin segar bagi drama pertelevisian Indonesia. Skenario dan cerita yang kuat tentang sebuah perjuangan dakwah agama yang diambil dengan sudut pandang berbeda menjadikan program ini lain dari drama pada umumnya. Kualitas pengambilan adegan yang setara dengan film diimbangi akting prima para pemainnya menjadi unggulan tersendiri bagi HTYT.
Hanya Tuhan Lah Yang Tahu mengisahkan seorang Ustadz Muda dari sebuah pesantren kecil dibawah naungan Kyai Din. Cerita dimulai ketika Ustadz Zen yang diperankan oleh Vino G. Bastian dikirim untuk berdakwah kesebuah desa misterius yang dikenal dengan “Kampung Maling atau Cimaling”. Konon berdakwah di Cimaling sangatlah sulit, bahkan banyak sekali pendakwah dari berbagai agama telah mati saat ingin mengenalkan konsep tentang agama dan Tuhan ke warga Cimaling tersebut. Kyai Din sendiri memiliki tekad kuat ingin meng-Islam-kan warga Cimaling. Untuk itulah Ustadz Zen diutus, dengan syarat bahwa dakwahnya di Cimaling akan menjadi mas kawin Ustadz Zen untuk menikahi Vira (Fanny Gazani), Anak Kyai Din dan sang istri diperankan oleh Renita Sukardi. Untuk mendapatkan restu Kyai Din, maka berangkatlah Ustadz Zen ke desa berbahaya itu.
Ustadz Zen merupakan murid Kyai Din (Marwoto) seorang pemimpin pesantren yang nyentrik dengan karakter nyeleneh dan cerdik, tetapi ia selalu bersikap bijak dalam mengajarkan agama dengan cara yang tidak biasa. Namun demikian, dia sangat menyayangi murid-muridnya terutama Ustadz Zen.
Amanah yang diemban Ustad Zen tidaklah mudah, ia harus berhadapan dengan Master King (Egi Fadli) Pemimpin di Kampung Cimaling dan tangan kanannya Ki Slampret (Mamiek) ‘orang pintar’ yang dihormati di kampung tersebut untuk memantau gerak-gerik Ustadz Zen. Ditengah perjuangannya Ustadz Zen pun harus berhadapan dengan maling cantik bernama Pinoy (Masayu Anastasia) anak dari Ki Slampret dan komplotan lainnya yg diperankan Yurike Prastika.(bhc/rls/rat)
|