BALIKPAPAN, Berita HUKUM - Gempa bumi 7,7 SR pada, Jumat (28/9) lalu yang disertai Tsunami yang menghantam Palu - Donggala - Sigi provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), yang meluluhlantahkan pemukiman serta gedung bertingkat dengan jatuh korban mencapai ribuan orang tewas membuat perhatian dunia tertuju ke Palu, Sulawesi Tengah.
Selain ucapan duka yang mendalam terhadap duka masyarakat Indonesia khususnya Sulawesi Tengah, atas bencana Gempa dan Tsunami tersebut, kerajaan Inggris, melalui Duta Besar Inggis untuk Indonesia Moazzam Malik hingga memberikan bantuan kemanusiaan sebesar Rp 60 Milyar.
Dalam keterangan pers usai pesawat Angkatan Udara Inggris A 400 M yang membawa bantuan kemanusiaan bagi para korban gempa di Sulawesi Tengah tiba, Jumat (5/10), Duta Besar Inggris Moazzam Malik menyampaikan pesan Ratu Inggris kepada Presiden Joko Widodo atas bencana Gempa Tsunami tersebut..
"Ratu Inggris sampaikan duka cita kepada Presiden Jokowi, kami merasakan duka yang mendalam, tak ada 1 orang pun di Inggris yang tak bergeming. Doa kami menyertai para korban," ungkap Moazzam Malik, di Hanggar C Bandara SAMS Sepinggan, Balikpapan pada, Jumat (5/10).
"Kemarin kami umumkan memberikan bantuan senilai Rp 40 Milyar, kembali kami umumkan tambahan Rp 20 miliar. Total bantuan kami Rp 60 miliar," ujar Moazzam.
Tim dari kerajaan Inggris juga menurunkan stafnya, baik ke Balikpapan maupun Palu untuk berkordinasi agar bantuan kemanusiaan ini menjangkau warga yang paling membutuhkan.
"Indonesia tak sendiri, Indonesia memiliki banyak negara sahabat. Inggris semaksimal mungkin membantu Indonesia menentukan fokus kebutuhan di lapangan," ujarnya.
Selain membantu logistik senilai hingga Rp 60 Milyar, untuk membantu penangan evakuasi korban gempa dan tsunami Palu - Donggala - Sigi di Sulawesi Tengah Pemerintah Kerajaan Inggris juga membantu 3 pesawat.
Menurut Dubes Moazzan ketiga pesawat juga membawa bantuan sesuai dengan prioritas yang diperlukan korban bencana gempa dan tsunami Palu, Donggala Sulteng tersebut, mulai dari tenda, air, terpal, lampu solar panel atau surya, persediaan alat kebersihan, hingga sanitasi perempuan dan anak.
"Bantuan ini diberikan untuk 10 ribu korban, untuk menghindari resiko penyakit dan infeksi," jelasnya.
Pihaknya telah memilih bantuan yang disesuaikan dengan informasi kebutuhan prioritas pemerintah Indonesia.
"Kami ada gudang di India, Dubai, Inggris, ada stok untuk kejadian seperti ini, jadi bahan yang kami bawa ke Indonesia sesuai. Tetapi beberapa item yang kami tak punya, seperti genset. Mungkin ada negara lain yang bisa menyumbang barang itu," ungkap Moazzam.(bh/gaj) |