JAKARTA, Berita HUKUM - Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono kembali menyampaikan pidato politik. Kali ini ia berbicara di hadapan kawula muda tentang Jakarta yang harus menjadi kota dengan masyarakat cerdas, kreatif, dan berwawasan lingkungan serta kenapa anak muda Jakarta mesti memilih Agus-Sylvi.
Berikut ini transkrip dari pidato Agus Yudhoyono; pidato yang dipenuhi gemuruh tepukan ribuan hadirin di Assembly Hall, JCC, Jakarta Pusat, Sabtu petang (17/12):
Transkrip Pidato Politik Agus Harimurti Yudhoyono Bertema Jakarta yang Cerdas, Kreatif, dan Berwawasan Lingkungan (Smart, Creative, and Green City)
Apa kabar, Anak Muda Jakarta..? Apa kabar Abang-None?
Terima kasih. Luar biasa antusiasmenya.
Selamat datang di acara pidato kampanye saya.
Sebelum saya menyampaikan pidato ini.. sebelum kalian mendengar apa mimpi-mimpi dan rencana-rencana saya dan Mpok Sylvi untuk teman-teman dan seluruh warga Jakarta.. saya ingin terlebih dulu mendengar, apa yang menjadi mimpi-mimpi dan rencana-rencana untuk Kota Jakarta ini.
Untuk itu, saya panggil ada dua orang disini, Rustian Hafiz, kemudian Devi Rizki.
Kita sedikit berbincang-bincang dulu.
[Percakapan dengan kedua peserta]
Mimpinya mungkin tidak serta mewakili mimpi seluruh generasi muda yang ada di sini, tetapi paling tidak,mimpi mereka mewakili mimpi sebagian dari generasi muda yang ada di Jakarta.
Saya dan mpok Sylvi Insya Allah siap berjuang untuk mewujudkan mimpi-mimpi kalian tadi untuk Jakarta yang lebih baik ke depan, Jakarta untuk Rakyat.
Untuk itu,
Dengan membaca Bismillahirahmanirahiim, izinkan saya memulai memulai pidato politik saya hari ini.
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua,
Syaloom,
Omswastiastu,
Namo budaya,
Kawan-kawan yang saya banggakan;
Hingga saat ini saya dan Mpok Sylvi telah bergerilya ke 40 kecamatan dari 44 kecamatan yang ada di Provinsi Jakarta.
Sebentar ya.. kepada kawan-kawan muda, saya perlu mengenalkan istilah gerilya ini. Mungkin kita belum lahir saat istilah ini dikenal oleh para pejuang kemerdekaan kita.
Menurut Jenderal Besar AH Nasution, yang menulis buku legendaris berjudul "Pokok-Pokok Perang Gerilya", beliau mendefinisikan bahwa gerilya sesungguhnya adalah perang si kecil atau si lemah, yang berpangkalan di dalam rakyat, melawan si besar atau si kuat;
Jika diterapkan dengan sungguh-sungguh, taktik gerilya ini sungguh dahsyat dan luar biasa. Buktinya, gerilya ini berhasil diterapkan oleh bangsa kita, Indonesia, untuk mengusir kaum penjajah. Gerilya juga berhasil diterapkan oleh Vietnam melawan negara adidaya.
Nah, bagi para jomblo yang mohon maaf nih ya; yang merasa modalnya pas-pasan; saya berpesan jangan lagi kurang pede, kurang percaya diri. Gunakan taktik gerilya untuk merebut dan memenangkan hati dan pikiran pujaan hatinya.
Saya juga yakin dulu Pak SBY juga bergerilya untuk memenangkan hati dan pikiran Ibu Ani.
Apakah saya bergerilya sama Mbak Annisa?
Saya mencoba untuk mengadaptasi pengertian gerilya tersebut.
Sebagai new comer dalam politik, saya mengartikan gerilya sebagai kata kerja, yang artinya turun ke lapangan untuk memenangkan hati dan pikiran rakyat, menyerap aspirasi mereka, dan juga untuk mendapatkan solusi terbaik bagi permasalahan mereka.
Jadi kalau ada yang mempertanyakan kenapa AHY-Sylvi tidak datang debat. Mohon maaf, harap sabar Agus Sylvi sedang sibuk menemui rakyat. Itu semangat gerilya lapangan yang kami adopsi dari Perang Kemerdekaan tempo dulu.
Tentu pada waktunya, sesuai dengan jadwal KPUD, saya dan Mpok Sylvi pasti akan menghadiri debat, tapi biarkan kami berdua memanfaatkan waktu yang semakin sempit ini untuk sebanyak-banyaknya menyapa bertemu dengan rakyat. Termasuk Town Hall Meeting ini Voice of SATUrday, ini adalah suatu, suatu perubahan. Terutama generasi muda, karena masa depan Jakarta ada di pundak dan tanggung jawab generasi kita semuanya yang ada di sini.
Kawan-kawan, saya izin tanya dulu; siapa di sini yang telah bergerilya ke 44 kecamatan di Jakarta?
Atau adakah, selain tim sukses saya, yang telah bergerilya ke 40 kecamatan dalam waktu dua bulan setengah?
Tapi saya nikmati betul perjalanan itu. Panas, hujan, kita terjang terus. Karena kita ingin bersama-sama di tengah masyarakat. Bagi seorang pemimpin, tempat terbaik adalah di tengah-tengah rakyatnya. Dalam suka maupun duka, dalam senyum maupun tangis, pemimpin harus hadir di tengah-tengah rakyatnya.
Jangan lagi ada masyarakat yang takut ketika pemimpinnya hadir, apalagi pemimpin yang takut dengan rakyatnya sendiri. Saya terbentuk, ditempa di militer, untuk menghadapi situasi, menghadapi situasi apapun. Walaupun genting, harus mengambil keputusan dengan cepat tapi cermat. Satuju?
Jangan kita generasi muda menjadi bagian yang takut menghadapi situasi di lapangan.
Karena suara rakyat, Insya Allah, suara Tuhan.
Baik, terima kasih. Sekarang saya ingin bertanya lagi.
Siapa yang pernah ke luar negeri? Angkat tangan.
Yang pernah pergi ke lebih dari dua negara?
Berikutnya, siapa yang pernah pergi ke lebih dari 5 negara?
Terakhir, siapa yang pernah ke luar negeri lebih dari 10 negara?
Kawan-kawan sekalian, jauh sebelum bergerilya ke 40 kecamatan di jakarta tadi, saya telah berkeliling ke lebih dari 20 negara sebagai prajurit TNI profesional. Pengalaman ini juga dialami oleh sejumlah perwira TNI lainnya dalam tugas operasi perdamaian PBB, latihan, pendidikan dan studi banding.
Dalam perjalanan itu, kita seringkali termenung dan melakukan refleksi diri ketika berkeliling ke luar negeri melihat kota-kota yang bersih, indah, aman dan tertib:
"Mengapa Jakarta tidak bisa seperti kota kota tersebut?"
Kita mengetahui, Ada yang lebih padat dari Jakarta, tapi tidak kumuh dan semerawut.
Ada yang alamnya tidak sekaya Jakarta, tetapi terlihat sangat indah dan menarik atau istilah anak sekarang; suasananya itu instagramable.
Siapa kawan-kawan di sini yang ingin Jakarta menjadi kota yang bersih, indah, tertib dan aman, seperti kota-kota lainnya di dunia.
Kawan-kawan, setelah melihat dari dekat; hunian padat, pasar, sungai dan pantai, ruang terbuka, dan berbagai fasilitas di kecamatan-kecamatan di Jakarta tadi, saya pastikan bahwa Jakarta bisa menjadi kota dunia seperti yang kita inginkan bersama.
Mengapa saya meyakini hal itu?
Saya telah melihat potensinya secara langsung. Saya juga yakin bekal kepemimpinan di TNI selama kurang lebih 16 tahun dan bekal ilmu pengetahuan terkait administrasi publik di Harvard University, akan membantu saya mewujudkan potensi-potensi itu. Belum lagi, yang penting sekali ini, ditambah dengan pengalaman Mpok Sylvi selama 31 tahun di birokrasi pemerintahan DKI. Kata Mpok Sylvi, kutahu yang kau mau. Jadi jangan ragukan bahwa itu semua memberi modal dan kepercayaan diri bagi saya dan Mpok Sylvi untuk memimpin Jakarta kedepan.
Alhamdulillah, kawan-kawan kelas seangkatan saya di Harvard University sudah menempati posisi-posisi puncak di pemerintahan negaranya masing-masing. Koneksi persahabatan internasional ini juga, yang insya Allah, akan memudahkan kerja saya, apabila terpilih menjadi Gubernur DKI untuk membangun Kota Jakarta tercinta ini.
Nah.. Saya yakin kalian di sini juga punya potensi dan prestasinya masing-masing. Kita sudah lihat penampilan kreatif dari kawan-kawan kita di sini, Itu hanya sebagian kecil dari besarnya energi kreatif yang dimiliki oleh generasi muda Jakarta.
Pertanyaan saya, bagaimana kalian akan menyalurkan energi kreatif. energi muda yang meluap-luap ini?
Jawabannya adalah, salurkan energi dan aspirasi kalian pada tanggal 15 Februari 2017 untuk datang ke TPS dan mencoblos nomor satu.
Datanglah ke TPS, jangan ketiduran, walaupun sebelumnya ada hari libur
Saya ulangi
"Ingat, tandai di kalender masing-masing..
Tanggal 15 Februari 2017!
Itu ada kalendar, kalau tidak salah 15 Februari adalah hari Rabu.
Datanglah ke TBS dan coblos nomor berapa?
Coblos nomor satu.. sekali lagi saya ulangi...
Coblos nomor 1
Kita ingin membangun demokrasi, supaya semakin aman, dan juga Jakarta kita semakin adil dan sejahtera.
Pertanyaannya: Kenapa anak muda mesti mencoblos nomor satu?
Jawabannya karena kita butuh perubahan, karena Jakarta perlu perubahan.
Dan kita adalah agen-agen perubahan itu. Kita yang mewarisi Jakarta ini dari nenek moyang kita, sebagai kota bersejarah dengan segala kompleksitasnya.
Sudah 17 Gubernur mengelola Jakarta selama 71 tahun kita merdeka. Kita harus berterima kasih kepada beliau-beliau semua yang telah berupaya dengan gigih untuk menciptakan kemajuan di Jakarta.
Kini, kesempatan bagi kita untuk membawa Jakarta menjadi megapolitan kebanggaan kita, warga Jakarta, bangsa Indonesia, dan juga kebanggaan dunia.
Bagaimana kita mewujudkan Jakarta yang membanggakan itu?
Kita, Saya. Teman-teman semua, Insya Allah bisa kita bisa membawa perubahan-perubahan ini.
Saya dan Mpok Sylvi punya 10 program unggulan untuk membenahi kota Jakarta tercinta ini. Tadi sudah disampaikan dengan sangat baik oleh Mpok Sylvi. Kalau ada yang mungkin kurang lengkap silakan dilihat, tanyakan, rekaman dari pidato politik saya sendiri.
Saya ingin minta waktu sejenak untuk menjelaskan secara terperinci dan lebih lanjut yaitu Jakarta, kota pintar kreatif dan hijau.. Smart, creative and greencity.
Kawan-kawan muda sekalian,
Kalau kita bicara soal kota pintar, yang langsung terbayang di benak kita adalah kota yang techie, futuristic dengan penerapan teknologi dimana-mana. Gedung-gedung tinggi, mencakar langit, mobil-mobil tanpa pengemudi (driverless cars), mungkin juga teknologi robotik yang meringankan kerja manusia.
Bagi saya Jakarta pintar, lebih dari itu, Beyond technology.
Jakarta yang pintar adalah Jakarta yang pintar yang mampu mengelola sumber-daya yang terbatas, mampu menangani berbagai persoalan kota, serta mampu memajukan kota dan warganya secara keseluruhan dengan dukungan ilmu pengetahuan/ teknologi dan seni-budaya.
Setidaknya, ada enam elemen penting dalam Jakarta Kota Pintar ini: Warga yang cerdas
Pemerintahan yang pintar (smart government)
Pengelolaan sumber daya yang cerdas (smart resources management)
Pengelolaan infrastruktur dan bangunan yang cerdas
Pengelolaan mobilitas yang cerdas
Smart citizens
Layanan kesehatan yang cerdas
Ada berbagai sasaran program yang bisa kita turunkan dari enam elemen ini. Bagaimana mekanisme program dan tahapan pengembangan Jakarta Kota Pintar, tentunya sudah kami bicarakan dan siapkan.
Dari sekian banyak sasaran program, ada tiga yang relevan bagi kalian:
Menyediakan koneksi internet kecepatan tinggi yang stabil, di mana pun, kapan pun, dengan harga terjangkau dan bahkan gratis di fasilitas-fasilitas milik pemerintah. Kita berharap akses internet yang terjangkau, stabil dan cepat ini akan membantu teman-teman generasi muda dalam soal pendidikan, pengembangan kapasitas diri serta mengembangkan bisnis-bisnis awalan (start up). Satuju?
Menyediakan transportasi publik yang bisa mengurangi waktu perjalanan secara signifikan, sehingga warga Jakarta bisa lebih produktif, punya waktu bersama keluarga dan interaksi sesama warga yang lebih banyak lagi. Insya Allah jika itu bisa terwujud, maka kita punya waktu untuk kegiatan-kegiatan yang lebih humanis dan kekeluargaan, ini membuat kita lebih bahagia. Jakarta, warganya rakyat harus terus bahagia. Saat ini, sebagian besar perjalanan di dalam kota Jakarta ditempuh dengan kecepatan rata-rata 10-20 kilometer per jam pada jam puncak, dengan waktu tempuh rata-rata lebih dari 1,5 jam. Bete nggak? Saya juga bete.
Jangan lupa pasang musik kalau di dalam kendaraan.
Menyediakan sistem peringatan dini untuk gangguan alam maupun gangguan sosial. Ini mencakup deteksi dini untuk banjir, kebakaran, tawuran/ kerusuhan, pencemaran lingkungan dan kriminalitas. Satuju? Harus kita adakan dan harus kita install sistem-sistem deteksi yang bisa memberikan informasi secara real time, cepat, ke pemerintah dan kepada seluruh elemen masyarakat, tentang indikator tertentu terkait bencana alam maupun sosial.
Kawan-kawan muda yang saya cintai,
Sebelum masuk ke ruangan ini, kita sudah melihat unjuk kreasi komunitas-komunitas muda Jakarta. Saya yakin ini baru sebagian kecil dari kreatifitas warga muda Jakarta.
Dalam perjalanan kampanye hampir tiga bulan ini, saya bertemu dengan aneka kreasi warga Jakarta, mulai dari pencak silat, ondel-ondel sampai barongsai, dan reog Ponorogo, juga batik Betawi di Tarogong, sampai kerajinan tenun dan songket yang kemarin kami kunjungi, semata-mata untuk menyakinan komitmen kami untuk terus melestarikan juga mempopulerkan budaya khas Jakarta, dan juga Indonesia.
Saya pun ikut mengaduk dodol Betawi di Condet, menikmati kue dongkal di Rawa Belong, disuguhi semur jengkol di Semanan dan seterusnya. Mantap semuanya itu.
Hampir semua perjalanan kampanye saya menjelma menjadi festival budaya rakyat Jakarta yang meriah, kreatif dan terasa tulus.
Selain itu, Saya juga menyempatkan diri untuk bertemu para sahabat yang berprofesi sebagai pekerja seni baik para senior maupun yang masih junior, tetapi karyanya luar biasa. Ini sebagai informasi saja, tiap minggu di Agus-Sylvi Command Center (ACC) di jalan Wijaya, Jakarta Selatan, selalu ada penampilan musik atau jam session yang diisi oleh teman-teman seniman.
Silakan mampir, kopi dan kue serta wifi-nya gratis.
Itu sekaligus juga menjadi rumah aspirasi bagi warga, silahkan mengajukan pertanyaan, mengajukan saran yang Insya Allah akan kami baca dan coba kami jadikan sebagai masukan yang berarti dalam melengkapi program-program unggulan yang ditawarkan kepada seluruh warga Jakarta.
Kembali kepada pembahasan saya tentang upaya melestarikan budaya dan mengembangkan kreativitas di Jakarta.
Sudah puaskah kita dengan semua itu?
Saya yakin belum. Saya yakin masih banyak yang bisa kita lakukan untuk membuat Jakarta benar-benar menjadi Kota Kreatif.
Bagi kita, Jakarta Kota Kreatif adalah Jakarta yang mengembangkan seni dan budaya, mempromosikan kehidupan serta industri yang inovatif dan kreatif, melalui energi kreatif warganya dengan bantuan teknologi.
Saya percaya, dengan demikian industri kreatif akan bisa membantu mengurangi pengangguran, terutama di kalangan muda. Tentu saja Pemda DKI nanti akan membantu melindungi hak cipta atas karya-karya kreatif sehingga para artis dan seniman merasa aman untuk terus berkarya dan bisa hidup dari buah kreasi mereka.
Di sisi lain, berkembangnya industri kreatif ini pada akhirnya akan menambah pendapatan asli daerah DKI Jakarta, sehingga APBD DKI bisa terus berkembang, dan makin bisa menyejahterakan warganya.
Bayangkan kalau batik Betawi digunakan oleh artis-artis papan atas Bollywood? Bangga nggak? Ini photoshop yang jelas. Tapi mudah-mudahan bisa menjadi kenyataan, kalau kita serius mengembangkan industri kreatif kita.
kita sangat bangga jika karya seni budaya kita sendiri muncul di panggung dunia, dipakai dengan penuh bangga oleh para selebriti dunia dan tokoh politik di dunia internasional.
Saat dipercaya menjadi kepala daerah nanti, saya dan Mpok Sylvi akan fokus pada elemen-elemen kota kreatif ini:
Bakat-bakat kreatif warga & aneka aktivitas mereka
Kehidupan warga yang berkualitas
Industri-industri kreatif
Lembaga-lembaga pendukung ekosistem kreatif
Kekayaan budaya dan warisan sejarah
Pemerintahan yang kreatif (creative governance): ini menghubungkan kebijakan seni-budaya dengan industry, perencanaan kota, kebijakan lingkungan dan pemberdayaan warga kota
Saking bersemangatnya, menggunakan jaket ini, sampai berkeringat saya.
Tentu saja saya dan tim sudah menyiapkan program-program untuk menerjemahkan gagasan Jakarta Kota Kreatif ini.
Ada tiga program unggulan:
Kedai Jakarta
Revitalisasi ruang-ruang publik juga melalukan pembangunan infrastruktur publik lainnya, yang menjadi wahana ekpsresi kreativitas
Revitalisasi pasar-pasar tradisional
Dulu, setiap kali kita ke restoran atau ke kafe, pertanyaan pertama yang sering terdengar adalah, apa makanan favorit di sini?.
Sekarang, pertanyaan pertama kita saat duduk di restoran atau cafe?
Mas-mas, Mbak-mbak, ada wifi-nya ngga? Password-nya apa? Gue mau update status nih. Jangan sampai ketinggalan update status.
Saya tahu banyak anak muda yang pesan makanan paling murah dan minuman re-fill, lalu nongkrong berjam-jam terutama saat menjelang ujian. Betul?
Insya Allah, nanti akan kita sediakan fasilitas yang lebih baik.
Saat terpilih jadi Kepala Daerah Provinsi DKI Jakarta, saya dan Mpok Sylvi akan membuat 100 Kedai Jakarta, atau rata-rata dua sampai tiga Kedai Jakarta, di tiap kecamatan di seluruh Jakarta, termasuk di Kepulauan Seribu.
Apa itu Kedai Jakarta?
Kedai Jakarta pada dasarnya adalah tempat dimana warga bisa berkumpul dan berkegiatan dengan leluasa. Bedanya dengan Balai Warga yang ada sekarang, Kedai Jakarta ini didesain dengan baik, mengikuti gaya khas Betawi atau daerah lain. Kalau perlu kita menyelenggarakan sayembara desain terbaik.
Kalian semua bisa ikut sayembara itu.
Inilah yang saya harapkan, dengan pemberdayaan komunitas. Karena warga Jakarta harus terlibat langsung dari proses, desain, perencanaan, sampai dengan pembangunan yang ada dilingkungannya.
Ini adalah paradigma pembangunan yang akan kami usung jika kami terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Jakarta
Jangan segala sesuatunya top down, tapi harus diajak partisipasi aktif dari masyarakat, bottom up process itu juga penting, akan bertemu di tengah-tengah dan Insya Allah ketika itu terjadi maka kita akan menghadirkan konsep-konsep besar yang benar benar dibutuhkan oleh warga Jakarta.
Kedai Jakarta ini dilengkapi dengan fasilitas moderen termasuk koneksi internet kecepatan tinggi yang gratis serta makanan-minuman khas yang sehat, dengan harga terjangkau. Satuju?
Kedai Jakarta ini luasnya 1.000 sampai 2.000 meter persegi, berupa bangunan 2-3 lantai yang bisa menampung 200 sampai 300 orang dalam satu waktu. Yang di depan ini hanya ilustrasi saja, bukan seperti itu pastinya, silahkan nati kita semua berembuk, bermusyawarah dan kita lakukan sayembara untuk mendapatkan desain-desain terbaik. Selain makan, bisa ngopi juga, bisa makan snack. Kita juga siapkan kamar mandi & loker, jadi kalau ada yang bersepeda ke kantornya bisa taruh sepedanya, mandi sebentar, atau ada yang lari pagi, datang ke kedai warga, istirahat sebentar, sarapan, mandi sehabis itu bisa bekerja.
Ini harapannya semakin mewujudukan Jakarta yang sehat tidak hanya raganya tapi juga sehat jiwanya. Tidak lupa kita sediakan fasilitas tempat ibadah yang layak sehingga kita juga tidak ketinggalan beribadah, dan mesin-mesin ATM untuk keperluan kita sehari. Dilengkapi dengan koneksi internet yang stabil dan gratis serta ruang-ruang berkumpul warga baik di dalam maupun di luar bangunan, serta tentu saja tempat parkir yang cukup.
Urusan pembiayaan, lokasi dan pembangunannya akan kita perhitungkan masak-masak dalam R-APBD bersama para wakil rakyat di DPRD.
Intinya melalui Kedai Jakarta ini, kita ingin Jakarta menjadi kota yang ramah pada warganya. Kita ingin Jakarta berkembang dan terus maju dan pada saat yang sama terus mempertahankan keakraban serta hubungan yang positif antar warga. Kita ingin Kedai Jakarta menjadi pusat berkumpul warga pusat kreatifitas warga, sarana warga untuk berbisnis, serta tempat yang terjangkau untuk rekreasi maupun olahraga.
Melalui kedai Jakarta, Insya Allah, fasilitas ini akan sangat membantu warga untuk saling berinteraksi satu sama lain kembali, seperti dulu orang-orang tua kita saling bersosialisasi dan gotong royong.
Jangan ada lagi tetangga yang sakit atau meninggal tanpa diketahui oleh warga yang lain. Bahkan, jangan sampai pula ada warga tak dikenal yang membuat atau meracik narkoba, atau merencanakan tindakan terorisme, tanpa warga lain tahu, hanya karena kita saling tersekat satu sama lain.
Melalui Kedai Jakarta ini pula, karena tingginya interaksi antar warga, tua muda, insya Allah, mengurangi pengangguran sekaligus tidak ada lagi jomblo yang kesepian. Karena yang bikin ruwet, biasanya jomblo-jomblo yang kesepian itu. Siapa tahu bisa kenalan dengan baik, kemudian juga bisa ngobrol-ngobrol, kemudian siapa tahu jodoh. Silakan bikin akad nikah, di Kedai Jakarta juga silakan.
Kita tidak ingin warga Jakarta merasa terasing di kotanya sendiri. Kedai Jakarta adalah ruang interaksi bagi kita bersama.
Insya Allah saat saya dan Mpok Sylvi terpilih, kami juga akan sekali-kali menggunakan kedai-kedai Jakarta sebagai kantor lapangan kami dan berinteraksi dengan warga. Jadi kita pastikan Kedai Jakarta sesuai dengan standar kerja Gubernur DKI.
Kawan-kawan sekalian,
Nanti malam, kita akan sama-sama menyaksikan final piala AFF leg dua dari Thailand. Kita tahu Indonesia menang 2-1 atas Thailand dalam pertandingan leg satu di Bogor beberapa hari lalu.
Kita nobar nanti malam ya di lapangan Blok S mau? Nanti malam kita nonton bareng final piala AFF leg kedua Ada lima ribu fans bola yang akan ikut nonton bareng. Semoga kesebelasan Indonesia menang. Indonesia nomor SATU..!
Saya diundang oleh relawan Agus-Sylvi, saya juga mengundang teman-teman semua yang kebetulan lewat Blok S Jakarta. Kita hidupkan suasana, dukung dengan sepenuh hati untuk timnas kita menjadi nomor Satu!
Tapi siapa yang tahu bahwa klub sepak bola kita Persija, kini tidak punya lagi home base?
Persija terpaksa bertanding di stadion Manahan, Solo saat menjamu tanding Persib awal November lalu. Bayangkan, Persija dan Jakmania harus pergi sejauh 550 km hanya untuk menjadi tuan rumah pertandingan sepak bola; jarak dari Jakarta ke Solo, itu lebih jauh dari jarak Singapura ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Di sisi lain, saya tahu, mungkin ada dari kalian di sini pernah ke stadion Real Madrid di Spanyol atau berkunjung ke stadion Old Trafford, kandang kesebelasan Manchester United di Inggris. Bagi penggemar fanatik bola, kunjungan ke stadion-stadion ini seolah menjadi perjalanan wajib.
Pertanyaanya: Stadion Sepak Bola Jakarta di mana?
Padahal Jakarta adalah ibu kota negara, ibu kota negara keempat terbesar di dunia dalam hal jumlah penduduk.
Saya beberapa kali bertemu pengurus, pemain Persija maupun komunitas-komunitas bola di Jakarta, dan permintaan mereka sama, kita harus punya stadion sepakbola sendiri.
Ketika saya diundang, ketika itu memperingati hari jadi Persija yang ke-88. Insya Allah saya memiliki keinginan besar bersama Mpok Sylvi untuk membangun Stadion Sepak Bola Jakarta hingga kami mendapatkan amanah untuk memimpin Jakarta
Ketika saya bertemu dengan sejumlah artis dan seniman baik yang senior maupun yang masih junior. Salah satu permintaan yang selalu saya terima dari mereka adalah: Jakarta harus mempunyai gedung pertunjukan yang representatif dan berkelas internasional.
Masak sih kita harus terbang jauh-jauh ke negeri tetangga hanya untuk menonton pertunjukan kelas internasional. Kita punya begitu banyak talenta seni dan budaya, tapi sampai sekarang Jakarta belum punya gedung kesenian seperti Opera House di kota Sydney atau Esplanade di Singapura.
15 Februari nanti, marilah jangan lupa ke TPS untuk pilih nomor satu, untuk dapat mewujudkan mimpi tadi. Kita wujudkan bersama gedung kesenian kelas dunia di Jakarta.
Itu baru dua diantara sekian banyak rencana kami untuk melakukan revitalisasi dan juga pembangunan ruang-ruang publik. Rencana lain mencakup revitalisasi Taman Ismail Marzuki, sebuah kawasan seni budaya warisan Bang Ali Sadikit, Gubernur Jakarta yang legendaris. Sayang, Taman Ismail Marzuki saat ini seolah tidak terurus. Demikian pula dengan Musium Fatahillah, serta kawasan Kota Tua Jakarta.
Di tingkat kota, kita harus benahi Gelanggang Remaja, Gelanggang Olahraga, Ruang Terbuka Hijau maupun Taman Kota Jakarta.Tentu saja kita juga akan benahi Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata dan olahraga bahari.
Itu bentuk rasa syukur kita, karena tidak semua provinsi di Indonesia yang memiliki keindahan seperti yang ada di kepulauan Seribu. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengembangkan segala potensi keindahan alam yang ada di Kepulauan Seribu.
Saya berenang di sana beberapa minggu lalu, dan saya ingin lebih banyak lagi orang bisa menikmati perairan dan ekosistem kelautan yang semakin terpelihara.
Di tingkat kecamatan dan kelurahan, kita revitalisasi balai warga serta taman bermain anak. Taman-taman tersebut harus semakin ramah untuk anak-anak kita, mereka butuh wahana, tempat, untuk bisa saling bermain dengan kawan-kawannya dan juga berolahraga dengan baik. Pada akhirnya dengan kegiatan positif tersebut akan membentuk dan menumbuhkan anak kita secara berkualitas dan mudah-mudahan mereka sekeluarga terhindar dari setiap bentuk penyakit masyarakat.
Kawan-kawan yang saya banggakan,
Sejak mulai sosialisasi dan berkampanye sejak akhir September lalu, saya punya kegemaran baru, yaitu: pergi ke pasar-pasar tradisional di seluruh Jakarta. Termasuk pasar-pasar yang sudah modern. Saya datang ke Pasar Tanah Abang, pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara, hingga pasar-pasar kecil di pojok-pojok Jakarta. Sebagian besar masih berupa pasar basah, meski ada juga pasar tradisional kering yang sudah semakin nyaman seperti di pasar Muara Karang.
Ada sekitar 150 pasar dari berbagai jenis di Jakarta. Keluhan pedagang pasar umumnya sama, mereka menginginkan fasilitas pasar yang lebih baik serta harga yang stabil.
Kami sudah menghitung dana APBD cukup untuk meremajakan dan meningkatkan kualitas, kapasitas pasar-pasar tradisional. Sebelum diprotes, saya yakinkan kepada saudara-saudara sekalian bahwa, revitalisasi pasar ini tidak akan menggusur pedagang lama. Pedagang lama akan kami prioritaskan. Puluhan tahun mereka sudah berusaha di tempat tersebut. Sudah turun temurun dari generasi satu ke berikutnya.
Dengan demikian, revitalisasi pasar tradisional ini akan menguntungkan pedagang maupun pembeli.
Saat Insya Allah menjadi gubernur nanti, saya akan tetap terus bergerilya di pasar-pasar tradisional di Jakarta. Saya ingin melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana pasar tradisional Jakarta menjadi semakin baik. Karena di pasar, terjadi pergerakan ekonomi yang luar biasa, ekonomi kerakyatan, ekonomi yang akan menyejahterakan masyarakat kita. Tentu harus kita tata, tingkatkan kualitasnya sehinga semakin menguntungkan semuanya.
Selain revitalisasi, kita juga akan membangun Pasar Induk Terpadu Jakarta, agar distribusi barang-barang kebutuhan pokok di Jakarta menjadi lebih efisien. Kita juga akan membangun pasar tematik untuk wisata dan industri kreatif. Jadi para seniman, pekerja seni yang ingin menjual karya-karya seninya ada tempat yang layak, dan itu tidak di satu dua tempat saja tapi semakin banyak lagi di seluruh wilayah Jakarta.
Karena dengan berkembangnya pasar-pasar tradisional untuk industri tematik. Maka dengan sendirinya Jakarta akan memiliki index of attractiveness yang semakin tinggi, dimana akan mudah lebih banyak lagi wisatawan tidak hanya dalam negeri tapi juga internasional.
Lalu, bagaimana dengan mal-mal yang sudah dan akan berdiri?
Itu juga penting. Saya tetap akan memperhatikan mal-mal megah menghiasi Jakarta yang modern, sangat baik tanpa mematikan pasar-pasar tradisional tadi.
Pertumbuhan ekonomi kita, harus adil itulah yang dinamakan pembangunan berkeadilan. Ada peluang yang baik bagi pengusaha, pengembang mal-mal besar untuk semakin maju, tapi jangan sampai pengusaha mikro kecil dan menengah mati hidupnya karena tidak mendapatkan peluang, kesempatan berusaha yang baik.
img_3196
Cagub DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono saat menyampaikan pidato politik di Assembly Hall JCC, Jakarta Pusat, Sabtu (17/12). (foto: mcpd/iwan k)
Kawan-kawan sekalian,
Seminggu lalu saya menyusuri sungai Ciliwung.
Sebelum naik perahu karet, saya berkenalan dengan aktivis yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Bersihkan Sungai Ciliwung (Gema Bersuci). Saya kagum pada inisiatif warga yang dipimpin Pak Iis. Ada orangnya? Kalau tidak ada berarti sedang membersihkan Sungai Ciliwung. Dengan sukarela Pak Iis dan warga lainnya, membersihkan Sungai Ciliwung demi kecintaan mereka pada sungai yang legendaris ini. Bahkan caranya adalah menjual kaos kemudian keuntungannya yang sedikit-sedikit itu dikumpulkan untuk bisa membersihkan sampah-sampah yang mengendap di Sungai Ciliwung.
Selama saya mengarungi Sungai Ciliwung, ingatan saya melayang saat berperahu menyusuri sungai di Venice, Italia, sama Annisa tentunya. Sungainya sebetulnya tidak lebih bagus dari Sungai Ciliwung, tetapi wisata sungainya sangat indah dan menjadi daya tarik turis-turis dari berbagai penjuru dunia.
Saya kemudian membayangkan Sungai Ciliwung ini bisa menjadi lebih baik. Kampung-kampung berderet rapih dan bersih di tepian sungai. Ada jalur untuk berjalan kaki sepanjang tepi sungai bahkan kalau perlu ada pusat-pusat kuliner makanan tradisional di titik-titik tertentu.
Saya juga membayangkan berlari pagi atau bersepeda bersama kawan-kawan di tepian Sungai Ciliwung yang bersih dan sejuk, lalu sama-sama istirahat sambil menikmati kerak telor atau menikmati wedang jahe yang hangat.
Selain itu, selama bergerilya di Kampung Nelayan, Muara Angke dan Kali Baru Jakarta Utara, saya juga membayangkan potensi yang bisa dihadirkan, jika kampung nelayan tersebut ditata dengan baik seperti kampung nelayan yang ada di Volendam Belanda; yang begitu indah dan selalu ramai oleh para wisatawan. Jadi solusinya bukan digusur tapi ditata semakin baik lagi. Itu keunikan yang dimiliki Jakarta, tidak semua provinsi punya nelayan, karena tidak semua provinsi punya laut. Betul? Lalu kenapa mereka harus tergusur dan tersingkir dari tempatnya. Justru seharusnya kita bertanggung jawab untuk semakin memperbaiki kondisi lingkungan yang ada di sana sekaligus meningkatkan kesejahteraan para nelayan kita.
Mungkinkah itu kita lakukan?
Selama kita mau, tidak ada yang tidak mungkin.
If there is a will, there is a way.
Saya memahami Jakarta sebagai kota hijau, sebagai kota yang ramah lingkungan, dengan warga yang inklusif, beragam, saling menghormati dan sadar lingkungan.
Bukan hanya Ciliwung yang akan saya dan Mpok Sylvi benahi. Kita juga akan melakukan manajemen sampah rumah tangga, manajemen polusi air, memberdayakan warga, ruang terbuka hijau dan menekan emisi karbon ke tingkat rendah serta mengembangkan hutan kota dan konservasi keanekaragaman hayati.
Dengan itu semua kita akan sama-sama mengatasi problem sampah dan banjir yang selama ini menghantui Jakarta.
Kita memang selalu memerlukan tantangan agar hidup kita terus bergairah.
img_3288
Suasana saat Cagub DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan pidato politik di Assembly Hall JCC, Jakarta Pusat, Sabtu (17/12). (foto: mcpd/iwan k)
Kawan-kawan dan hadirin sekalian, sebelum saya akhiri pidato ini, izinkan saya memperlihatkan pada kita semua, bahwa generasi muda harus selalu siap menghadapi tantangan dalam hidupnya. Setuju?
Nah, saya ingin memberikan tantangan pada kalian semua hari ini. Yaitu sama-sama melakukan mannequin challenge.
[Percakapan mengenai Mannequin Challenge]
Terima kasih.
Tuhan bersama kita.
Wabillahi taufiq wal hidayah
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.(pd/bh/sya) |