Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Pemilukada
Inilah Masalah Dan Sisi Positif Kampanye Pemilukada DKI Jakarta
Monday 09 Jul 2012 15:43:18
 

Acara diskusi Gambaran Kampanye Pemilukada DKI Jakarta (Foto: BeritaHUKUM.com/biz)
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) - Direktur Eksekutif Lingkar Masyarakat Madani (LIMA), Ray Rangkuti menyatakan, Proses Pemilukada DKI Jakarta hampir sama dengan Pemilukada yang terjadi daerah lain. Model kampanye yang digunakan pun tidak berbeda jauh.

Tetapi, masalah DPT hingga saat ini belum tuntas dibereskan. Belum lagi adanya dugaan politisasi birokrasi yang digunakan calon incumbent untuk meraih kemenangan. Kendati demikian, banyak hal yang dapat diapresiasi pada pelaksanaan kampanye Pemilukada DKI Jakarta kali ini.

"Seperti model kampanye dengan menggunakan panggung dan musik dangdut sudah banyak berkurang," jelas Ray saat menjadi pembicara pada acara diskusi yang digelar di resto Dapur selera, Jakarta, Minggu (8/7).

"Kampanye dengan mendatangi langsung lokasi tempat tinggal warga untuk memaparkan program-program justru semakin banyak dilakukan," imbuhnya.

Selain dua hal tadi, Ray mengungkapkan acara debat-debat yang di adakan secara swadaya justru semakin memberikan kesempatan kepada para calon untuk menunjukkan keseriusan mereka dalam membangun Jakarta.

Acara debat, kata Ray, tidak terbatas hanya pada yang diadakan KPUD saja. "Substansi kampanye yang sekarang sudah lebih baik. Kandidat memaparkan program-program yang sudah bisa diukur dan dijelaskan secara teknis dan detail," urai Ray.

Tidak hanya hal-hal yang bisa diapresiasi, berbagai hal yang menjadi potensi kecurangan juga harus di selesaikan. "Politisasi birokrasi jelas digunakan calon incumbent. Struktur pemerintahan dari level terbawah di gunakan untuk melancarkan aksi-aksi untuk meraih kemenangan," ucap Abdullah dari ICW.

Hal itu dapat ditunjukkan dengan naiknya anggaran untuk iklan dari Pemerintah Provinsi DKI dari mulai Rp 8 miliar pada 2011, naik menjadi Rp 27 miliar pada 2012.

Hal itu membuat netralitas PNS diragukan. Aset-aset dan berbagai program kerja DKI Jakarta digunakan dalam kegiatan-kegiatan calon incumbent. "Jika pelanggaran yang terjadi didiamkan kualitas dan integritas Pemilu Kada menjadi diragukan," kata Abdullah.(Bhc/biz)



 
   Berita Terkait > Pemilukada
 
  Pemerintah: Penyelesaian Sengketa Pemilukada oleh MK Sudah Tepat
  Ahli Pemohon: KPU Melanggar Hak Konstitusional, Pemilukada Maluku Harus Diulang
  Saksi KPU Kab. Cirebon: Proses Pemilukada Berjalan Baik, Lancar, dan Sesuai Aturan
  Hasil Pemilukada Prov. Maluku Utara Putaran Kedua Digugat ke MK
  KPU Biak Numfor Tolak Dalil Pemohon
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2