JAKARTA, Berita HUKUM - Acara Penganugerahan penghargaan kepada tokoh-tokoh dunia yang bertajuk "The Star of Soekarno" pada tahun 2015 ini kepada 4 orang tokoh dunia yang dinilai berjasa dan pantas untuk mendapat penghargaan Bintang dari Soekarno yang selenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), dan digelar di ruang Sumba, hotel Borobudur Jakarta, pada, Minggu (27/9) malam.
"Anugrah Star of Soekarno diberikan atas kerja keras dan sumbangsih dalam proses kemerdekaan, perdamaian dan HAM," kata Rachmawati Soekarnoputri, Putri ketiga Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno, saat menyampaikan kata sambutannya, Minggu (27/9).
Acara yang dibuka langsung oleh pendiri dan ketua YPS, Rachmawati Soekarnoputri dengan menjelaskan bahwa, memberikan penghargaan kepada tokoh dunia ini sejalan meneruskan ajaran Soekarno. Di dalam menyelesaikan persoalan bangsa dan negaranya, Kami (YPS) memberikan penghargaan Soekarno ini terhadap tokoh-tokoh dunia yang mempunyai sinergitas dengan pemikiran Soekarno, baik terhadap kolonisasi atau sekarang kerap kali dikenal dengan Neokolonialism, dan Imperialisme atau Nekolim, ungkapnya saat malam penganugerahan "Star of Soekarno".
"Tentu selanjutnya, untuk meneruskan pemikiran soekarno dimana bersinergi dalam mencapai perdamaian dunia," ujar Rachmawati, yang memiliki nama lengkap Diah Pramana Rachmawati Soekarno yang juga sebagai politisi senior ini.
Ditambahkan pula bahwa, penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh dunia yang mempunyai kepedulian terhadap kemerdekaan, keadilan sosial di dalam sosial, demokrasi dan kemanusiaan, baik di dalam bidang ekonomi, politik serta mempunyai kredibilitas di masing-masing bidangnya.
Adapun tokoh-tokoh dunia yang dianugerahi "The Star of Soekarno" dari YPS yakni:
- YABhg Tun Dr. Mahathir Mohamad (mantan Perdana Menteri Malaysia)
- Fidel Alejandro Castro Ruz (mantan Presiden Republik Kuba)
- Hugo Rafael Chávez (mantan Presiden Venezuela)
- Kim Jong Un (Pemimpin Republik Rakyat Demokratik Korea)
Dimana Tun Dr. Mahathir Mohamad yang turut hadir langsung pada acara, sementara lainnya diwakili oleh Duta Besar negaranya; Republik Kuba HE Nirsia Castro Guevara, Duta besar Republik Bolivarian Venezuela HE Darwin Tovar Charge d'Affaires, Republik Rakyat Demokratik Korea HE Ri Hyong Ju.
Acara yang mulai dibuka sekitar pukul 19.00 WIB juga merupakan sekaligus rangkaian dengan acara perayaan ulang tahun Rachmawati Soekarno Putri yang ke-65 serta juga bertepatan dengan 34 tahun Yayasan Pendidikan Soekarno pada 27 September 2015.
Berdasarkan pantauan pewarta BeritaHUKUM.com pada acara ini, nampak dihadiri juga oleh sejumlah tokoh, seperti mantan ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Akbar Tanjung, Jimly Asshiddiqie mantan ketua Mahkamah Konstitusi, Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat, Guruh Soekarnoputra, Sri Bintang Pamungkas, Salamudin Daeng, Poppy Dharsono, Jenderal TNI (purn) Djoko Santoso, Letjen Agus Sutomo Dankodiklat TNI-AD, Mayjen TNI Mayjen Teddy Lhaksmana Pangdam Jaya, serta hadir pula Lily Wahid, saudari perempuan dari mantan Presiden Gus Dur.
Selain itu, tampak pula para tokoh dan perwakilan negara-negara sahabat yang turut hadir di acara ini, seperti Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi, Duta Besar Kuba untuk Indonesia, Nirsia Castro Guevara, dan perwakilan negara Kuba, Iraq, Tiongkok, Serbia, Iraq, Vietnam serta Korea Utara.
Perlu diketahui pula, Anugerah Star of Soekarno pernah diberikan kepada tokoh-tokoh dunia pada tahun 2001 dan 2011. Sejumlah tokoh-tokoh dunia telah diberi penganugerahan ini, termasuk Nelson Mandela, Yaser Arafat, George Washington, Saddam Husein dan dua Tokoh Indonesia, yakni Ki Hajar Dewantara dan BJ Habibie.
Menurut Rachmawati Soekarnoputri bahwa, merdeka, berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi tidak bergantung dengan negara lain, dan mempunyai kepribadian sendiri. Sesuatu yang perlu dilakukan bukan hanya untuk Indonesia, namun bagi seluruh dunia yang berbasis dengan kemanusiaan, keadilan sosial, kedaulatan, dan Demokrasi.
Keinginannya setiap bangsa sama memiliki kedaulatannya. "Sekarang ini penjajahan baru masih ada. Namun bentuknya 'proxy war' yang 'asymetric war' terkait dengan sumberdaya alam, ketahanan pangan, dan finansial." cetusnya menceritakan kepada awak media elektronik, cetak dan online.
Yayasan Pendidikan Soekarno di dalam pemilihan penghargaan ini sesuai dengan ajaran Soekarno. Apalagi ditambah pula bahwa Rachmawati Soekarnoputri juga telah didaulat menjadi Ketua Kehormatan Panitia Persiapan Reunifikasi Korea untuk Asia Pasifik. Kemudian, "Demi melakukan perubahan terhadap kondisi negaranya, di dalam rangka reunifikasi kedua Korea agar tercipta perdamaian di semenanjung Korea," tandasnya menjelaskan.(bh/mnd) |