*Hindari korban jiwa seperti tahun lalu
JAKARTA-Pihak Istana Negara berencana untuk membatasi acara salaman dalam open house dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari raya Idul Fitri, Rabu (31/8) ini. Langkah ini diambil untuk mencegah timbulnya korban seperti tahun sebelumnya.
"Belajar dari pengalaman tahun lalu, tentu sudah disiapkan langkah untuk tidak terulang lagi. Kami berusaha melakukan pengaturan yang lebih baik, agar tidak berdesakan di luar pagar. Kemungkinan juga pengaturan dan pembatasan untuk mencegah korban jiwa," kata juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Jakarta, Selasa (30/8).
Seperti diketahui, acara open house Presiden SBY di Istana Negara pada tahun lalu, memakan korban. Seorang tunanetra, Jhony Malela, 45 tahun, tewas akibat berdesak-desakan di pintu gerbang Sekretariat Negara.
Pengaturan itu, menurut Julian, akan dilakukan untuk beberapa hal penting. Di antaranya adalah akan ada pembatasan waktu antre dan bersalaman dengan Presiden. Sejauh ini, Istana akan membagi waktu open house antara pejabat dan masyarakat umum.
Menurut dia, untuk pagi hari atau pukul 09.30 WIB, Istana akan mendahulukan para pejabat negara, menteri, mantan pejabat, dan perwakilan negara asing di Indonesia. Setelah itu, Istana akan membuka lagi ajang silaturahmi dengan masyarakat umum pada pukul 15.00-17.00 WIB.
"Pada pukul 15.00 WIB, pintu akan ditutup panitia untuk gelombang pertama. Mereka yang sudah masuk bisa menyesuaikan dengan proses waktu yang ada. Waktu bersalaman disediakan sampai Maghrib. Diusahakan tidak terjadi desak-desakan seperti tahun lalu," jelasnya.
Untuk keperluan tersebut, ungkapnya, pihak Istana telah menyiapkan tenda putih dengan selingan batik berjejer dua baris dari Sekretariat Negara hingga masuk Istana Negara. Tenda sepanjang sekitar lebih dari 100 meter ini akan digunakan untuk menampung antrean open house pada hari pertama Lebaran.
Selain itu, Presiden dan Ibu Ani SBY juga hanya akan membatasi acara salaman hingga pukul 17.00 WIB. Jika ternyata masih banyak antrean, Istana akan menunjuk orang untuk menggantikan sebagai perwakilan. "Kami lihat situasinya nanti," imbuhnya.
Julian menyakini penjagaan akan dilakukan secara ketat dan terkoordinasi, agar tak sampai menimbulkan penyesakan saat pelaksanaan. "Kami juga tak umumkan acara open house, agar tidak membludak," tandas dia.(dbs/wmr)
|