Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
MUI
Jadi Sorotan, MUI Minta Gambar Dajjal di Kafe Milik Putra Jokowi Dihapus
Friday 08 May 2015 06:55:11
 

Simbol Dajjal dan illuminati di Kafe Anak Jokowi, Jadi Sorotan.(Foto: Istimewa)
 
SOLO, Berita HUKUM - Putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan setelah kafe miliknya di Solo diketahui memasang gambar mata satu dan simbol segitiga. Gambar di kafe Markobar tersebut diidentikkan sebagai simbol organisasi Freemason atau Iluminati.

Terkait hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Kerukunan Antarumat Beragama, Slamet Effendi Yusuf turut berkomentar. Demi menghindari kontroversi lebih lanjut, Slamet meminta Gibran untuk segera menghapus gambar tersebut.

"Gampangnya, sudahlah, Gibran minta pembantunya hapus saja segera gambar itu dan kalau dia tidak mengerti, beri keterangan ke masyarakat bahwa dia tidak mengerti," kata Effendi kepada Republika, Kamis (7/5) malam WIB.

Effendi berharap, pemasangan gambar tersebut dikarenakan ketidaktahuan Gibran terhadap makna simbol tersebut. Apalagi, lanjutnya, simbol tersebut memang cukup populer di kalangan anak muda.

"Mudah-mudahan itu karena ketidaktahuannya makanya memasang gambar itu. Mudah-mudahan karena itu dianggap asyik dan menarik untuk anak muda makanya dia memasang simbol Dajjal itu," ujarnya.

Untuk diketahui, putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan setelah sebuah foto yang diidentikkan sebagai simbol organisasi Freemason di kafe milikinya diunggah oleh sebuah akun di media sosial Twitter.

Di dalam foto tersebut, terlihat gambar mata satu dan simbol segitiga di salah satu sudut kafe tersebut. Di sampingnya, terdapat tulisan 'Yes You Can'.

Sementara, Imam Besar Masjid Istiqlal, Ali Mustafa Yaqub mempertanyakan penggunaan gambar mata satu dan segitiga di kafe Markobar, milik putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Dia menepis bahwa simbol yang identik dengan Iluminati tersebut hanya sekadar seni.

Menurut Ali Mustafa, masyarakat tidak perlu heran dengan munculnya simbol tersebut. Pasalnya, Protokol Zionisme sudah dirancang sejak 1897, dan semua kejadian itu sudah direncanakan oleh kelompok Yahudi tersebut.

"Kalau Cuma sekadar seni, saya kira tidak. (Simbol) itu bukan cuma di Indonesia, di mana-mana. Gambar itu merupakan simbol Zionisme. Kalau seni, lebih banyak orang mengenal seni Jawa," katanya, Rabu (6/5) malam WIB.

Ali Mustafa mengingatkan, masyarakat untuk selalu waspada dengan gerakan Zionisme. Dia menyebut, agen Zionis juga betebaran di Indonesia, dengan segala profesi. Karena itu, kalau tiba-tiba muncul simbol Iluminati di Indonesia, ia tidak kaget.

"Saya tidak heran. Nah kita tak tahu di sekitar banyak agen Zionis. Kita perlu waspada," ujar alumnus Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh tersebut.

Sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan di lini masa. Itu setelah terpampang gambar mata satu dan simbol segitiga di kafe miliknya yang bernama Markobar. Kafe yang merupakan kependekan dari Martabak Kottabarat tersebut, berada di sebelah barat Solo Grand Mall.

Hanya saja, tempat usaha Gibran tersebut mencuat setelah sebuah foto yang diidentikkan sebagai simbol organisasi Freemason terpampang di salah satu sudut kafe.

Sementara itu, Gibran sepertinya menyadari gambar mata satu dan segitiga di kafe miliknya menjadi pembicaraan netizen. Melalui akun @Chilli_Pari, ia membuat kicauan konyol untuk mengklarifikasi tudingan gambar iluminati.

Chilli Pari adalah perusahaan katering dan wedding organizer miliknya. "Ternyata bukan cuma Markobar. Menu chilli pari juga penuh konspirasi," begitu status Chilli Pari yang disertai nasi tumpeng berbentuk segitiga, yang disandingkan dengan simbol Dajjal.

Sedangkan, Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto berharap terpampangnya gambar mata satu dan simbol segitiga di kafe milik putra Jokowi Gibran Rakabuming Raka hanya keisengan putra sulung orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Dia juga berharap segera ada peringatan kepada Gibran bahwa lambang tersebut bukan hanya sekedar lambang. Lebih jauh dari itu, lambang tersebut memiliki makna yang sensitif bagi umat Islam.

“Semoga ini tidak mencerminkan apa-apa. Hanya keisengan anak muda,” kata dia kepada Republika, Kamis (7/5).

Mengingat banyaknya generasi muda yang bergaya dengan lambang dajjal tersebut, menurut Ismail, perlu adanya edukasi agar mereka tidak sampai terjerumus dan mengikuti Zionist. Mereka juga harusnya bisa mengekspresikan kreatifitas mereka ke arah yang fositif dan bukan malah menimbulkan masalah.

Tapi yang dikhawatirkan adalah bukan sekedar iseng, tetapi dia (Gibran) paham sejak awal apa makna dari lambang tersebut.

"Seandainya itu terjadi, patut disayangkan seorang anak presiden sampai begitu rupa,” tambah dia.

Sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan di lini masa. Itu setelah terpampang gambar mata satu dan simbol segitiga di kafe miliknya yang bernama Markobar. Kafe yang merupakan kependekan dari Martabak Kottabarat tersebut, berada di sebelah barat Solo Grand Mall.

Hanya saja, tempat usaha Gibran tersebut mencuat setelah sebuah foto yang diidentikkan sebagai simbol organisasi Freemason terpampang di salah satu sudut kafe. Di samping itu, terdapat tulisan 'Yes You Can'.(C93/republika/bh/sya)



 
   Berita Terkait > MUI
 
  Kecam Aksi Penembakan Di Kantor MUI, Fadel Muhammad: Waspada Upaya Pemecah Belah Bangsa
  MUI Pusat Ditembaki OTK, Polisi: Pelaku Sudah Meninggal Dunia
  Wapres Ma'aruf Amin Buka Multaqo, FGD dan Rakornas LSBPI MUI
  LSBPI MUI Gelar Multaqo, FGD dan Rakornas
  Ahmad Basarah: Polemik Pembubaran MUI Sebaiknya Dihentikan
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

Pakar Hukum: Berdasarkan Aturan MK, Kepala Daerah Dua Periode Tidak Boleh Maju Lagi di Pilkada

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Hari Guru Nasional, Psikiater Mintarsih Ingatkan Pemerintah Agar Segera Sejahterakan Para Guru

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Judi Haram dan Melanggar UU, PPBR Mendesak MUI Mengeluarkan Fatwa Lawan Judi

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2