JAKARTA-Keputusan Kejaksaan Agung yang baru dikeluarkan ini, bakal menuai kecaman. Pasalnya, pimpinan lembaga penuntut umum tersebut mempromosikan dua jaksa yang pernah bermasalah. Mereka adalah Muhammad Salim dan Pohan Laspy yang segera menempati posisi penting dan strategis sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati).
Jaksa M Salim saat menjabat sebagai Direktur Penyidikan pada Jampidsus itu, pernah diperiksa terkait kasus dugaan suap Artalyta Suryani dalam penanganan kasus BLBI Bank BDNI milik konglomerat Syamsul Nursalim. Sedangkan, Pohan Laspy juga tak kalah menghebohkan. Jaksa senior ini namanya ikut diperiksa tersangkut penanganan kasus mafia pajak Gayus Tambunan. Saat itu, Pohan menjabat sebagai Direktur Penuntutan pada Jampidum.
Promosi mereka tertera dalam Surat Keputusan Jaksa Agung Nomor: Kep-169/A/JA/08/2011 tertanggal 2 Agustus 2011, M Salim yang menjabat sebagai Kepala Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri pada Jaksa Agung Muda Pembinaan (Jambin) akan menduduki jabatan baru sebagai Kajati Nusa Tenggara Barat (NTB). Sedangkan Pohan Laspy yang menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Terhadap Keamanan Negara pada Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) segera diangkat menjadi Kajati Lampung.
Anehnya, Wakil Jaksa Agung Darmono malah membela kedua jaksa bermasalah itu. Alasannya, mereka telah menerima sanksi dan kini sudah selesai menjalaninya dan tidak perlu dipermasalahkan lagi. "Sanksi itu tidak untuk selamanya. Kalau kamu (para wartawan-red) dapat sanksi, apakah berlaku selamanya. Mereka sudah menjalani sanksi dan selesai, tak perlu dipermasalahkan lagi," kata Darmono dengan ringannya kepada wartawan di gedung Kejagung, Jakarta, Kamis (4/8).
Darmono masih ngotot membela kedua anak buahnya itu. Menurut dia, Salim dan Pohan telah mempertanggungjawabkan perbuatannya dan kini sudah tidak bermasalah lagi. "Dia itu kan tidak ada hukuman, hanya dikait-kaitkan saja. Kaitannya dengan dulu-dulu, tidak ada masalah lagi, sudah ada pertanggungjawaban," ujarnya, seperti tak mempedulikan citra korps kejaksaan yang tercoreng akibat dari pemberitaan tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, M Salim pernah diperiksa dan dikenakan sanksi disiplin berupa teguran terkait kasus suap Artalyta Suryani. Ia dicopot dari jabatanya pada tahun 2008 dan diparkir sebagai staf ahli Jaksa Agung. Sedangkan atasannya, Kemas Yahya Rahman dicopot dari jabatannya sebagai Jampidsus. Kemas pun ditempatkan sebagai staf ahli.
Sedangkan Pohan Laspy, namanya masuk dalam daftar 12 jaksa yang terkena sanksi disiplin disebabkan ketidaktelitiannya menangani perkara Gayus Tambunan. Pohan yang saat itu menjabat Direktur Penuntutan pada Jampidum. Ia bersama Jaksa Cirus Sinaga dan Poltak Manullang dinyatakan melanggar disiplin, karena tidak teliti dalam menandatangani rencana tuntutan Gayus Tambunan yang berujung pada divonis bebasnya Gayus di PN Tangerang.(tnc/ans)
|