BEIJING (BeritaHUKUM.com) – Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak Cina untuk melakukan tekanan lebih besar kepada Iran, agar menghentikan program nuklir. Merkel akan membahas masalah ini secara mendalam dengan para pemimpin Cina, termasuk Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao.
Pemimpin Jerman berharap Dewan Keamanan PBB bisa mengeluarkan resolusi tentang Iran yang didukung oleh seluruh anggota. Hal ini disampaikannya dalam dalam kunjungan ke Beijing, Cina, Kamis (2/2).
"Jika kita membahas sanksi Eropa terhadap Iran, pertanyaannya adalah bagaimana Cina menggunakan pengaruhnya untuk memberi pemahaman kepada Iran bahwa dunia tidak memerlukan satu negara lagi dengan kekuatan nuklir," kata Merkel.
Amerika Serikat memperketat sanksi terhadap Iran, ketika Presiden Obama menandatangani UU baru pada 31 Desember 2011, yang melarang transaksi dengan bank sentral Iran. Negara-negara Barat menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir, namun pemerintah di Teheran menegaskan program nuklir mereka untuk kepentingan damai.
Sementara itu, Uni Eropa telah melarang impor minyak mentah dari Iran, keputusan yang dikritik pemerintah Cina. Cina sejak awal menolak mendukung sanksi terhadap Iran, meski PM Wen Jiabao pada Januari lalu, sempat menyatakan bahwa pemerintah Cina tidak menyetujui upaya Iran mengembangkan senjata nuklir. Tapi Iran adalah pemasok minyak terbesar ketiga untuk Cina.
Li Xiangang, pakar di Institut Cina untuk Kajian Internasional mengatakan pemerintah Cina akan bertindak setelah Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengirim inspektur ke Iran. "Cina menentang penggunaan energi nuklir untuk membuat senjata. Kami setuju kalau program nuklir untuk kepentingan damai. Tapi sanksi terhadap Iran hanya akan mendorong kenaikan harga minyak dunia dan melemahkan pemulihan ekonomi global,” kata Li kepada kantor berita Reuters.(bbc/sya)
|