JAKARTA, Berita HUKUM - Islam yang sesungguhnya adalah rahmat dari Tuhan yang Maha Esa. Selain penuh keberkahan dan cahaya Ilahi, Islam menyempurnakan dan mengajarkan kasih sayang kepada sesama umat. Agama Islam pun telah menyatu sejak ideologi Pancasila dijadikan landasan bangsa Indonesia.
Atas dasar itu pula paham maupun pengaruh Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) atau Negara Islam Irak dan Suriah tidak bisa mempengaruhi Indonesia yang telah memiliki ideologi Pancasila.
“Islam yang menyampaikan keberkahan dan rahmat telah menyatu dalam ideologi pancasila. Islam itu mengajarkan kasih sayang dan Pancasila yang kita miliki lebih Qurani dari gerombolan Isis. Saya meyakini tidak ada pahala jihad bagi pengikut Isis,” kata Syarif Matnadjih, pengasuh Istana Al Qur’an Sirrul Asror, Selasa (23/9), pada seminar Deklarasi menolak ISIS di Universitas Al Azhar Jakarta.
Dalam kesempatan yang sama, Muhamad Taufik, LC, tokoh NU Jakarta, menjelaskan, ada kebengisan yang dicontohkan dalam sejarah Arab yang semestinya tidak diulang. Contohnya ibu Amr bin Yasir yang disiksa dengan sangat kejam karena mengikuti agama Islam. Abu Bakar juga pernah marah ketika ada yang membawa mayat dengan kepala terpenggal.
“ISIS itu tidak ada hubungannya dengan Islam. Inti ajaran Islam adalah kemanusiaan, dan Islam Sunni Indonesia adalah yang terbaik. Saya yakin watak rakyat Indonesia jelas tidak bias menerima tindak dan prilaku Isis yang sudah melewati batas kemanusiaan” tandas Muhamad Taufik pada BeritaHUKUM.
Muhamad Taufik mencontohkan kala kepemimpinan Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI.
“Beliau (Gus Dur – red) pernah mengatakan bahwa tidak ada kekuasaan yang harus dipertahankan jika kekuasaan itu mengorbankan rakyat. Karena itu Islam Suni adalah yang terbaik,” tandas Muhamad Taufik.
Terkait ideologi Pancasila, Latifa Anshori yang pernah menjadi wartawan perang di sejumlah negara di Timur Tengah, mengatakan, ketika dirinya menjadi mahasiswa di Timur Tengah, banyak dosennya yang menanyakan tentang Pancasila.
“Akan pertanyaan sejumlah dosen saya itu soal Pancasila, saya mengatakan bahwa pancasila adalah penuh kedamaian, dan Indonesia lebih berharga dari pada sekedar membela ISIS yang bisa menghancurkan rasa toleransi kita,” kata Latifa dalam seminar tersebut.
Usai seminar, dilanjutkan Deklarasi penolakan terhadap keberadaan ISIS yang dihadiri Pembantu Rektor, Ir Ahmad Lubis, MSc, sebagai perwakilan Universitas Al Azhar Jakarta.
Sementara seminar dibuka oleh Dekan Fakultas Hukum Dr. Agus Surono.(bhc/mat)
|