JAKARTA (BeritaHUKUM.com) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dituding lamban dalam menangani kasus Nazaruddin. Hal ini bisa terlihat dari masih bungkamnya mantan bendahaa umum Partai Demokrat itu. Demikian dikatakan Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam siaran persnya, Senin (5/8).
IPW menyarankan dua cara agar membuka mulut Nazaruddin yang 'bungkam'. "Pertama, dengan teknik direct confrontation. Artinya Nazaruddin dihadapkan dengan nama-nama yang disebutnya terlibat atau bertanggung jawab dalam berbagai kasus korupsi dan suap.
Dalam direct confrontation' dapat dilakukan cross examination', misalnya dengan Angelia Sondakh atau Anas Urbaningrum. Jika yang bersangkutan menyangkal dan Nazaruddin tetap bungkam, tentu hal ini akan memberatkan Nazarudin yang harus bertanggung jawab sendiri," kata Neta.
Selain itu, lanjut dia, cara keduanya adalah dengan menggali pengakuan Nazaruddin. "Penyidik Polisi di KPK, bisa pula melakukan teknik-teknik aplikasi psikologi kognitif, seperti defleksi (penciptaan situasi sehingga tersangka merasa terpojok) atau intrograsi lebih dari 20 jam," katanya.
Sebenarnya, jelas dia, para Penyidik KPK yang berasal dari Polri ini tentunya sudah menguasai metode dan tehnik interogasi standar seperti dua hal tersebut.
Dalam kesempatan terpisah, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol. Anton Bachrul Alam mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pencarian terhadap istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni. Namun,Polri belum mendapat informasi terkait keberadaan tersangka korupsi pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PPLS) di Kemenakertrans itu. "Maaf, taktik dan strategi itu tidak akan disampaikan," tandasnya.
Sedangkan terkait dengan pencarian tersangka korupsi Nunun Nurbaeti, Anton enggan banyak berkomentar dalam menyikapi pencarian tersangka kasus korupsi, Nunun Nurbaeti. Padahal, beredar pesan singkat (SMS) yang dikirim wanita itu ke sang suami Adang Daradjatun.
Namun, Polri berjanji akan menindaklanjuti semua informasi tentang keberadaan buron tersebut. "Semua informasi yang berkaitan dengan SMS, telepon, kami akan tindak lanjuti hingga buron itu tertangkap dan dipulangkan ke Tanah Air," jelasnya. (mic/bie)
|