JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mempelajari pengakuan mantan Direktur Keuangan PT Permai Group, Yulianis di hadapan Komite Etik. Hal itu terkait dengan asal uang Rp 50 miliar yang digelontorkan dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat pada 2010 lalu.
Dana itu dibawa dalam bentuk tunai, dengan rincian Rp 30 miliar atau30 juta dolar AS dari kas perusahaan serta tambahan dana sponsor 2 juta dolar AS. "Kami masih mempelajari laporan yang bersangkutan (Yulianis-red)," tutur Wakil Ketua KPK Mochammad Jasin kepada wartawam dalam pesan singkatnya, Selasa (13/9).
Dalam menanggapi adanya pengakuan itu, Jasin mengonfirmasi, KPK masih mempelajari apakah betul uang tersebut berasal dari tindak pidana korupsi. KPK juga tengah mengkaji upaya pencegahan terhadap masuknya uang hasil korupsi terhadap pembiayaan partai politik.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie membantah pernyataan Yulianis. Ketua DPR itu meminta Yulianis membuktikan pernyataannya tersebut. "Ya buktikan saja nanti. Partai berterima kasih kalau memang informasinya betul. Kalau informasinya salah, bisa tidak baik karena merusak nama partai," kata Marzuki.
Marzuki sendiri berpendapat, dalam prosesnya saat ini, kasus tersebut merupakan masalah yang tengah ditangani oleh KPK. "Yang jelas ini sudah masuk persoalan KPK. Biarkan ini berjalan. Kalau nanti ada persoalan hukum ya baru terkait dengan kami. Kalau ada proses hukumnya baru nanti kami lihat," tutur dia.
Marzuki pun menegaskan, jika pernyataan Yulianis tersebut benar adanya, jangan sampai membuat partai terbesar saat ini hancur. Yang pasti, hal itu akan membuat citra Partai Demokrat semakin merosot ke bawah.
Namun, jika pernyataan yang dilontarkan Yulianis tersebut tidak didasari bukti-bukti yang kuat, Demokrat akan meminta Yulianis untuk meralat semua tuduhannya kepada Partai Demokrat. "Kalau memang terjadi seperti yang digambarkan, citra Partai Demokrat semakin terpuruk. Tapi, kalau itu isu, kami minta diluruskan," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Komite Etik Abdullah Hehamahua mengatakan, Yulianis memperlihatkan data uang senilai Rp 30 miliar atau 30 juta dolar AS dari kas perusahaan serta tambahan dana sponsor 2 juta dolar AS yang diboyong ke kongres Partai Demokrat. Dana tersebut mencapai total Rp 50 miliar.(mic/spr)
|