Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Peradilan    

KY Loloskan 45 Calon Hakim Agung
Friday 24 Feb 2012 19:09:39
 

Taufiqurrohman Syahuri (Foto: Wikipedia.org)
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Komisi Yudisial (KY) meloloskan 45 orang dari 81 calon hakim agung (CHA). Mereka lolos setelah melalui seleksi seleksi penulisan makalah dan karya profesi. Selanjutnya, para calon akan menjalani tahap seleksi tahap tiga, yakni investigasi rekam jejak dan wawancara oleh KY.

"Kami umumkan sebanyak 45 CHA yang lolos dari tahap dua sesuai keputusan dalam pleno. Dari 45 CHA itu, masing-masing 35 orang berasal dari hakim karir dan 10 orang dari nonkarir,” kata anggota KY Bidang Rekrutmen Hakim, Taufiqurrohman Syahuri dalam jumpa pers di gedung KY, Jakarta, Jumat (24/2).

Menurut dia, dari 10 calon nonkarir itu, sebanyak delapan calon murni dari akademisi atau bukan hakim dan dua calon merupakan hakim Pengadilan Negeri yakni Binsar M Goultom dan Eddy Parulian. Terkait dengan hakim karier yang lolos tahap ke dua ini, telah mencukupi permintaan MA.

“Dari 45 CHA itu, sebanyak 20 orang merupakan ahli di bidang pidana dan 25 orang ahli di bidang perdata. Jumlah ini sesuai dengan permintaan MA yang membutuhkan hakim perdata, pidana dan militer, temasuk dalam pidana dua orang merupakan hakim militer," jelas Taufiq.

Pada bagian lain, kata dia, KY akan terus menindaklanjuti pengaduan dari Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Peradilan terhadap lima orang hakim agung yang membatalkan delapan poin Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (PPH). "Laporan masyarakat itu tetap ditindaklanjuti sesuai dengan UU dan peraturan KY," ungkapnya.

Seperti diketahui, Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Peradilan yang merupakan gabungan dari Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), Indonesia Corruption Watch (ICW), dan Transparansi Internasional Indonesia (TII) melaporkan hakim agung Paulus Effendie Lotulung, Ahmad Sukardja, Rehngena Purba, Takdir Rahmadi dan Supandi ke KY.

Kelima hakim agung tersebut, dianggap telah melanggar kode etik dan perilaku hakim sebagaimana diatur dalam poin 5.1.2 yang berbunyi: hakim tidak boleh mengadili suatu perkara apabila memiliki konflik kepentingan, baik karena hubungan pribadi dan kekeluargaan atau hubungan lain yang beralasan patut diduga mengandung konflik kepentingan.

Kelima hakim agung itu memiliki keterkaitan dengan kode etik dan perilaku hakim, sehingga patut diduga langkah mereka menghapus delapan butir kode etik hakim mengandung konflik kepentingan. Pembatalan kode etik itu, terkait uji material yang diajukan oleh sejumlah advokat yang keberatan kalau hakim kasus Antasari diberikan rekomendasi sanksi oleh KY, karena dianggap mengabaikan alat bukti.(gnc/wmr)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
5 dari 6 Orang Terjaring OTT KPK Ditetapkan Tersangka Kasus Proyek Jalan di Sumatera Utara

Pengurus Partai Ummat Yogyakarta Buang Kartu Anggota ke Tong Sampah

Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

 

ads2

  Berita Terkini
 
Psikiater Mintarsih Ungkap Kalau Pulau Dijual, Masyarakat akan Tambah Miskin

5 dari 6 Orang Terjaring OTT KPK Ditetapkan Tersangka Kasus Proyek Jalan di Sumatera Utara

Psikiater Mintarsih: Masyarakat Pertanyakan Sanksi Akibat Gaduh Soal 4 Pulau

Terbukti Bersalah, Mantan Pejabat MA Zarof Ricar Divonis 16 Tahun Penjara

Alexandre Rottie Buron 8 Tahun Terpidana Kasus Pencabulan Anak Ditangkap

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2