JAKARTA, Berita HUKUM - Anggota Komisi III FPKB DPR RI, Otong Abdurrahman, menyatakan kerusuhan di Lampung Selatan, pada Minggu dan Senin kemarin, layaknya film-film Indonesia di era 1980-an.
"Aparat kepolisian selalu datang terlambat, datang di saat sang jagoan selesai menumpas musuh-musuhnya, ya seperti itulah kejadian di Lampung Selatan, polisi datang saat sudah jatuh korban," keluhnya.
Kerusuhan Lampung Selatan yang menewaskan 10 orang, menurut Kang Otong, sejatinya dapat dicegah apabila aparat bekerja optimal.
"Sepertinya kordinasi di aparat keamanan tidak berjalan. Laporan dari warga baik itu RT kah, RW kah ke polsek setempat pasti ada, hanya kepolisian tidak sigap menghadapi masalah ini, " kritis legislator yang akrab disapa Kang Otong itu.
Meski kini kondisi sudah berangsur kondusif, Kang Otong berharap aparat kepolisian harus tetap mengamankan wilayah kerusuhan, mengingat adanya kemungkinan bentrok susulan. "Harus tetap diamankan, khawatir warga kembali bentrok," katanya.
Hingga kini ribuan personel gabungan memblokade jalan menuju Desa Sidoreno atau Kampung Balinuraga di Kecamatan Waypanji, Kabupaten Lampung Selatan untuk mencegah bentrok susulan. Kerusuhan, selain merenggut 10 korban jiwa, juga mengakibatkan 16 rumah terbakar.(pkb/bhc/rby) |