JAKARTA, Berita HUKUM - Kapolri Jenderal Pol Sutarman tak kuasa menahan tetesan air mata saat mengenang kejujuran dan keteladanan Mantan Seniornya Jenderal Polisi Hoegeng dalam acara peluncuruan buku,” Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan” , Minggu (17/11) di Gramedia Pondok Indah Mall 1, Jakarta Selatan.
Jenderal Sutarman menangis karena citra Polisi di mata publik saat ini buruk dan itu jauh dari cita-cita Hoegeng yang selalu tampil bersajaha dan sederhana meski menyandang jabatan sebagai Kapolri pada saat itu.
Hadir dalam acara ini Reni Hoegeng, istri Alm. Jenderal Hoegeng yang langsung disambut Kapolri Sutarman, yang meraih tangan wanita tua itu dan mencium tangannya, juga hadir Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua KPK Abraham Samad, anggota komisi III DPR Bambang Soesatyo dan salah seorang pendiri ICW aktivis anti korupsi Teten Masduki, dimana para nara sumber sempat meyindir kinerja dan prilaku aparat Polri dalam acara tersebut.
Namun, kebanggaan publik kepada sosok Kapolri Hoegeng menjadi semangat bagi Sutarman untuk melakukan perbaikan, agar citra Polisi bisa kembali mendapat kepercayaan seperti semasa di zaman kepemimpinan Hoegeng.
“Kritik saya terima, dan memang Polri harus diperbaiki. Saya terima semua kritik, dengan senyum. Sosok Jenderal Hoegeng harus menjadi teladan dan dicontoh semua anggota Polri,” tegas Sutarman, sembari meneteskan air matanya yang tidak tahan membendungnya.
Sedangkan Jusuf Kalla (JK), mantan Wakil Presiden mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Hoegeng Iman Santoso. Di mata JK, mantan Kapolri 1966-1971 ini adalah sosok pemimpin yang tegas, sederhana dan jujur. Ia berharap karakter Polisi seperti Hoegeng juga melekat dalam diri polisi saat ini.
"Polisi harus jujur, karena kalau polisi tidak jujur siapa yang akan menjaga kejujuran?" kata JK dalam peluncuran buku Hoegeng yang ditulis oleh Suhartono di Pondok Indah Mall,).
JK berkisah setiap kali bertemu dengan Hoegeng, tangan JK selalu dijabat dengan erat sebagai tanda ketegasan seorang Hoegeng.”Saya liat orang ini pasti jujur karena orang yang tegas pasti jujur, dan dugaan saya benar Hoegeng adalah sosok tokoh yang punya kejujuran dan sederhana oleh karena itu hingga kini namanya tetap jadi teladan,” urainya, seperti yang dilansir jusufkalla.info.
Lebih lanjut JK yang juga Ketua PMI menyampaikan bahwa kejujuran harus diikuti dengan ketegasan, dan kewibawan. Pemimpin yang jujur selain menguasai persoalan harus tegas agar semua berjalan sesuai aturan terlebih lagi di Kepolisan.
Pemimpin yang jujur dan tegas lanjut dia, akan melahirkan kewibawaan. Karena tanpa kewibawaan pemimpin dan lembaganya tidak akan dihargai. Orang jujur itu punya kesempatan dan kewibawaan tapi dia tidak menyeleweng. Menurut JK, Orang bisa dikatakan jujur setelah ia sukses menyelesaikan tugas.
“Misalnya Abraham Samad dia bisa dikatakan jujur nanti setelah menyelesaikan tugas sebagai Ketua KPK,” selorohnya yang disambut tepuk riuh dan Abraham yang hadir pun tertawa.
Tidak hanya polisi, ia juga meminta pemimpin-pemimpin yang lain untuk mencontoh sikap Hoegeng. Pemimpin yang jujur dan tegas juga apat melahirkan kewibawaan. Karena tanpa kewibawaan pemimpin dan lembaganya tidak akan dihargai.(dbs/jki/bhc/put) |