JAKARTA, Berita HUKUM - Tim Satuan Tugas (Satgas) Kejaksaan Agung (Kejagung) berhasil menangkap buruan seorang buronan DPO interpol, Yudi Kartolo, (YK). Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa kasasi Mahkamah Agung (MA) atas kasus pembobolan BRI diputuskan pada 24 Juni 2005.
Namun, putusan baru diterima Kejagung pada 27 Juni 2007, dan ternyata YK telah berancang-ancang mengambil langkah seribu saat akan dieksekusi. Kejaksaan akhirnya menetapkan YK masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
YK dibekuk di rumah kontrakannya di Taman Senayan 3, Blok HH 1, Bintaro sektor 9, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang, Selatan Jumat (14/6), malam.
"Terpidana Yudi Kartolo pembobol Bank Rakyat Indonesia (BRI) senilai Rp 249 miliar, diamankan di rumah kontrakannya di Pondok Aren, sekitar pukul 22.57 WIB," kata Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Setia Untung Arimuladi, via seluler Jumat (14/6) malam.
Terpidana YK selaku Komisaris PT Delta Makmur Ekspresindo melakukan pembobolan kantor BRI Cabang Segitiga Senen, Jakarta Pusat, dan kantor BRI Cabang Pembantu Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat dengan modus operandi pengajuan permohonan kredit dengan jaminan deposito pihak ketiga yang ternyata palsu, dengan cara menerbitkan deposito fiktif. Bank BRI menerbitkan deposito dilakukan orang yang sebetulnya tidak berwenang untuk transaksi.
Perbuatan tersebut dilakukan dengan membelokkan dana milik sejumlah nasabah Bank BRI ke rekening PT DME melalui transaksi kredit yang belakangan diketahui fiktif/paslus. Kejadian ini terjadi sekitar bulan Januari hingga September 2003.
Dalam putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 447/K/Pid/2005 tanggal 24 Juni 2005, YK divonis 15 tahun penjara, denda Rp 1 miliar, dan membayar uang pengganti Rp 55,227 miliar. Ia diadili bersama Hartono Tjahjadjaja, Direktur Utama PT Delta Makmur Ekspresindo.(bhc/mdb) |