JAKARTA, Berita HUKUM - Terpidana Theddy Tengko yang hingga saat ini masih menjabat sebagai Bupati Kepulauan Aru, belum berhasil ditangkap pihak Kejaksaan.
Kepada Pewarta BeritaHUKUM.com, Pengamat Hukum G. Nyoman Rae menyayangkan mengapa terpidana tersebut tak kunjung ditangkap. "Jaksa sebagai lembaga ekskutorial tak boleh tembang pilih," kata Nyoman, Sabtu (4/5).
Menurut Nyoman bahwa apapaun putusan jika telah berkekuatan hukum tetap, maka harus dilakukan eksekusi, dan negara tidak boleh kalah dengan kekuatan bodyguard yang membentengi para pelaku korupsi.
Selain itu Nyoman menambahkan bahwa melibatkan Polri melalui pengajuan secara formal akan membantu suksesnya eksekusi.
"Ini menjadi dasar Polisi membantu untuk suksesnya pelaksanaan eksekusi. Jaksa harus diperkuat oleh perangkat lain yaitu Polri, dimana pelaksanaan eksekusi didampingi Polri adalah amanat undang-undang dan KUHAP," terang Nyoman.
Sudah umum diketahui bahwa terpidana Theddy Tengko divonis bersalah oleh Mahkamah Agung (MA) dan diganjar hukuman penjara selama 4 tahun, terkait kasus korupsi dana APBD Kabupaten Kepulauan Aru tahun anggaran 2006 - 2007 senilai Rp 42,5 miliar.
Perlu diketahui Kejaksaan Agung pernah mencoba mengeksekusi Theddy Tengko saat berada di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten pada 12 Desember lalu. Namun yang bersangkutan menolak dieksekusi oleh tim jaksa eksekutor.
Parahnya kedatangan sekelompok orang yang tak dikenal juga memaksa tim jaksa eksekutor untuk melepas yang bersangkutan.(bhc/mdb) |