Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Prancis
Kecaman Internasional atas Serangan Satir Charlie Hebdo Paris
Thursday 08 Jan 2015 04:06:29
 

Unjuk rasa warga Paris mengutuk serangan atas Charlie Hebdo, antara lain membawa spanduk 'Saya Charlie'.
 
PRANCIS, Berita HUKUM - Para pemimpin dunia bersatu mengecam serangan atas kantor majalah satir Charlie Hebdo di Paris, Prancis, yang menewaskan 12 orang dan melukai 10 lainnya. Dua orang pria bersenjata menyerbu masuk ke kantor majalah itu ketika sedang berlangsung rapat redaksi dan memekik Allahu Akbar saat melakukan serangan.

Aparat Prancis kini sedang memburu para pelakunya. Hingga saat ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.

Selain mengecam serangan, para pemimpin juga menyampaikan duka yang mendalam bagi warga Prancis.

Presiden AS, Barack Obama.

"Pikiran dan doa kami bersama para korban dari serangan teroris ini dan juga warga Prancis pada masa yang sulit ini."

"Kerja sama kontraterorisme kami dengan Prancis baik sekali. Kami akan memberikan semua bantuan yang bisa kami sampaikan. Saya kira amat penting bagi kita semua untuk memastikan bahwa serangan seperti ini bisa terjadi di mana saja di dunia."

Sekjen PBB, Ban Ki Moon

"Itu sangat mengerikan, tidak bisa diterima, dan merupakan kejahatan berdarah dingin. Hal itu juga merupakan serangan langsung atas landasan demokrasi, atas media, dan kebebasan berekspresi. Saya menyampaikan duka yang paling dalam kepada keluarga dan harapan untuk yang cedera."

"Kita berdiri bersama pemerintah dan rakyat Prancis. Serangan mengerikan ini bermaksud memecah belah. Kita tidak boleh jatuh ke dalam perangkap itu. Kita harus berdiri kuat untuk kebebasan berekspresi dan toleransi serta berdiri melawan kekuatan memecah belah dan kebencian."

Presiden Prancis, Francois Hollande

"Prancis hari ini mengadapi peristiwa yang mengejutkan, yaitu sebuah serangan, dan serangan teroris ini tidak diragukan lagi atas majalah yang sudah diancam beberapa kali dan dilindungi."

Ini merupakan tindakan barbar yang luar biasa yang kebetulan terjadi di Prancis atas sebuah majalah, dan majalah berarti kebebasan berbicara, atas wartawan yang selalu berusaha keras untuk memperlihatkan bahwa di Prancis bisa terjadi untuk mempertahankan gagasan-gagasan dan untuk memiliki kebebasan yang dilindungi republik."

Ratu Elizabeth II

"Pangeran Philip dan saya menyampaikan duka kepada keluarga dari mereka yang wafat dan mereka yang cedera dalam serangan di Paris pagi ini. Kami menyampaikan pikiran dan doa kami kepada semua yang terkena dampaknya."

Perdana Menteri Inggris, David Cameron (di parlemen)

"Saya kira seluruh majelis akan bergabung dengan saya untuk mengecam serangan barbar di kantor sebuah majalah di Paris yang dilaporkan menewaskan lebih dari 10 orang."

"Sementara rinciannya masih belum kelas, saya tahu bahwa majelis ini dan negara ini berdiri bersatu dengan rakyat Prancis untuk menentang semua bentuk terorisme dan kita berdiri untuk bebebasan berbicara serta demokrasi dan orang-orang ini tidak akan pernah bisa mengambil nilai-nilai kita itu."

Kanselir Jerman, Angela Merkel

"Yang terjadi hari ini Paris adalah serangan barbar atas nilai-nilai yang kita bagi bersama di Eropa. Kita mengecam keras serangan ini. Pikiran kami bersama rakyat Prancis, khususnya mereka yang kehilangan yang dicintai."

"Kita berdiri untuk nilai-nilai kita. Kebebasan pers, kebebasan secara umum, demokrasi, dan sekali lagi pikiran kita bersama Prancis dan kita akan melakukan semua yang mungkin untuk membantu Prancis dalam situasi yang sulit ini."

Pada sekitar 10:20 waktu setempat, dua orang bersenjata berkerudung berhenti dengan Citroen C3 hitam dan menyerbu kantor Charlie Hebdo di Rue Nicolas Appert di arondisemen ke-11 Paris. Saat mereka mendekati, mereka dilaporkan mengatakan kepada seorang pria di jalan: ".Katakan media ini adalah dari al-Qaeda di Yaman" Menurut satu laporan, mereka awalnya pergi ke gedung yang salah - No.11 - sebelum menyadari majalah didasarkan sebelah.

Tempat majalah sebelumnya dibakar pada 2011 setelah menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Wartawan dari kantor sebelah, yang berlindung di atap, melaporkan bahwa orang-orang yang bersenjatakan senapan serbu Kalashnikov dan peluncur roket.
Setelah kejadian, ribuan masyarakat langsung melakukan demo mengecam aksi biadab teroris ini.(BBC/telegraph/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Prancis
 
  Gereja Katedral Notre-Dame di Paris Terbakar
  Prancis Tarik Duta Besar dari Italia, Mengapa Perseteruan 2 Negara Tetangga Ini Membesar?
  Prancis Rusuh Lagi: 125.000 Demonstran Turun, Toko Dijarah, 1.000 Ditahan
  Kerusuhan Prancis: Pemerintah Tunda Kenaikan Harga BBM Diesel
  Kedutaan Prancis di Burkina Faso di Serbu, 8 Petugas Tewas dan 80 Orang Luka
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2