MEDAN, Berita HUKUM - Puluhan calon penumpang kereta api di Stasiun Siantar yang hendak menuju ke Kota Medan harus gigit jari, karena tiket di loket telah habis. Padahal para calon penumpang ini rata - rata bertempat tinggal jauh dari stasiun. tetapi mereka sejak pagi - pagi buta sekitar pukul 06.00 WIB telah hadir untuk membeli tiket tersebut, Minggu (26/8).
Kekecawaan para calon penumpang ini semakin terasa saat para petugas Kereta Api tidak dapat memberikan keterangan jelas soal habisnya tiket tersebut. Bahkan salah seorang oknum petugas Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) yang bernama Jaya Sandita, dengan arogannya hampir melakukan pemukulan terhadap salah seorang calon penumpang.
Peristiwa arogansi oknum polsuka Jaya ini bermula saat calon penumpang bernama Andang meminta penjelasan soal aturan yang tertera di salah satu dinding dekat loket. Dimana diaturan tersebut tertera, kalau pembelian tiket untuk kelas ekonomi harus dilakukan saat hari H (ketika saat berangkat), sedangkan untuk kelas eksekutif dan bisnis dapat dibeli secara online 3 bulan sebelum keberangkatan.
"Nah aturan yang tertera begini, bagaimana saudara menjelaskan kepada kami yang sudah jauh - jauh kemari, kok bisa tiket ekonominya habis", ujar Andang.
Namun si oknum Polsuka ini bukannya menjelaskan, malahan dengan geram mengepalkan tinjunya yang hendak mencoba memukul. Karena disaksikan banyak mata calon penumpang lain, si oknum Polsuka ini batal melakukan pemukulan, dan mengalihkan pukulannya ke dinding tempat pengumuman peraturan pembelian tiket tersebut.
Apalagi saat itu ada salah seorang petugas TNI yang ikut mengantarkan keluarganya naik kereta api, yang langsung menahan tangan oknum Polsuska tersebut dan melarangnya melakukan tindakannya.
"Anda jangan coba - coba main tangan disini, kalau tidak ingin anda yang rugi sendiri", tegas anggota TNI tersebut sambil menahan tangan Poluska tesebut.
Kepala stasiun Kereta Api Siantar yang hendak dikonfirmasi terkait para calon penumpang yang mulai ricuh, malahan terburu - buru berjalan dengan mengatakan, "saya ada urusan yang lebih penting ketimbang kepentingan umum ini", ujarnya.
Sehingga setelah kejadian ini, para calon penumpang terpaksa naik bus, yang tarif ongkosnya lebih mahal dan menunda keberangkatan beberapa jam. Sembari mengurungkan niatnya untuk naik kereta api.
Mendengar beberapa hal yang terjadi di stasiun kereta api Siantar ini, pihak PT KAI Sumut melalui manager Humas, Hairy mengungkapkan kekecewaannya atas tindakan para pegawainya dilapangan. Namun menurutnya, "kalau soal tiket memang dijual secara online, hanya saja pihaknya mengakui kalau hasil sosialisasi atas hal tersebut belum sepenuhnya dapat menjangkau seluruh masyarakat, sehingga hal - hal seperti ini bakal bisa terjadi, namun pihaknya akan terus melakukan semampunya untuk mensosialisasikan hal penjualan tiket online tersebut.(bhc/put) |