Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Kriminal    
Bom Solo
Keluarga Pengebom Solo Minta Maaf
Tuesday 27 Sep 2011 20:09:12
 

Kadiv Humas Polri, Irjen Pol. Anton Bachrul Alam menunjukan foto pengebom GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah(Foto: Inilah.com)
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Inilah efek dari perbuatan terorisme. Selain masyarakat kampung halamannya menolak jenazah, pihak keluarga pelaku terorisme juga kena getahnya. Mereka pun merasa bersalah atas pebuatan yang dilakukan pelaku teroris Pino Damayanto alias Ahmad Urip alias Ahmad Yosefa Hayat itu.

Atas dasar ini, pihak keluarga Pino melalui kuasa hukumnya, Nurlan menyampaikan permintaan maaf kepada korban serta keluarganya yang terkena langsung pengeboman yang dilakukan Pino Damayanto tersebut. "Kami mewakili keluarga menyampaikan permohonan maaf secara pribadi atas perbuatan almarhum terhadap para korban dan keluarganya,” kata Nurlan di Jakarta, Selasa (27/9).

Menurut dia, pihak keluarga juga syok mendengar peristiwa tersebut yang dilakukan Pino tersebut. Keluarga Pino alias Hayat menyerahkan sepenuhnya persoalan ini kepada pengacara untuk mengurus pemakaman pelaku bom bunuh diri itu.

“Keluarga Hayat tidak dapat konsentrasi akibat melihat jasadnya di RS Polri yang dikenali sebagai Pino alias Hayat. Kami telah melakukan administrasi pengambilan mayat, setelah identifikasi polisi selesai," ujar Nurlan.

Prosesi penguburan jenazah Pino itu, hanya dihadiri dua orang saudara kandungnya. Pelaku teror ini dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon Blok A1 Blat 18, Cipayung, Jakarta Timur, siang tadi.

Langsung Menghilang
Sementara itu, Imron Masyo (40), paman Pino, mengatakan, sejak kasus meledaknya Mapolres Cirebon pada 15 April lalu, Pino langsung menghilang dari keluarga. Hal ini menyusul penetapan statusnya sebagai daftar pencarian orang (DPO) kepolisian.

Diungkapkan, dirinya terakhir kali bertemu dengan Hayat, ketika ia menyambangi kediaman orang tuanya di Cirebon, Jawa Barat. Di hari yang sama itu, M Syarif melakukan bom bunuh diri di masjid Mapolres Cirebon. "Saat itu, dia bilang bahwa lagi (masuk) DPO. Saya tidak tahu maksudnya,” jelas Imron.

Keluarga pun tidak sempat berpikir bahwa Pino terkait jaringan terorisme. Namun, keluarga sadar bahwa anak itu sempat berurusan dengan polisi, setelah bersama-sama melakukan perusakan terhadap Alfamart.

Setelah itu, lanjut dia, Pino tidak pernah menunjukan batang hidungnya lagi. Keluarga pun urung mencari, karena takut akan terseret kasus tersebut. Imron baru tahu bila Pino terkait jaringan terorisme, ketika polisi banyak menyebarkan selebaran berisi buronan kasus pemboman Mapolres Cirebon dan nama Pino disebut salah satunya.

"Teris terang, kami menjadi bingung kalau dia (Pino) dituduh perakit bom. Padahal, jangankan membuat dan merakit bom, main komputer saja tidak bisa. Itu yang saya ketahui selama ini," jelas Imron.

Selanjutnya, tutur dia, keluarga lama tidak mendengar kabar dari Pino hingga pada Minggu malam, foto dan namanya diumumkan polisi sebagai pelaku bom di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepundon, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9) lalu. "Waktu lihat foto pelaku bom bunuh diri, saya langsung yakin itu memang dia (Pino)," tandasnya.

Imron makin yakin bahwa itu adalah Pino, ketika salah seorang keluarganya menghubunginya. Bahkan, sempat menyarankan dirinya yang tinggal di Bogor itu untuk melihat langsung jenazah Hayat di RS Polri. “Saya sangat terkejut, ternyata jenazah itu memang Hayat alias Pino. Saya pun langsung lemas,” jelasnya.(tnc/bie/biz)



 
   Berita Terkait > Bom Solo
 
  Peledakan Bom Solo Diprediksi Sampai Jam 8 Malam
  Polisi Buru Jaringan Teror Bom Solo
  Keluarga Pengebom Solo Minta Maaf
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2