JAKARTA, Berita HUKUM - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Marthinus Hukom mengingatkan para pekerja migran Indonesia soal bahaya peredaran narkotika di luar negeri.
"Mereka biasanya akan mengincar warga negara Indonesia, tak terkecuali para pekerja migran Indonesia yang sedang bekerja di negeri orang. Para pengedar ini biasanya akan mencari pelanggan dengan modus mendatangi tempat-tempat wisata, mencari WNI untuk diajak mengobrol lalu menawarkan barang haram yang mereka jual," kata Marthinus saat ikut dalam acara pelepasan dan pembekalan para calon pekerja migran Indonesia, dan pekerja migran Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri, di eL Hotel, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin sore (1/4).
Marthinus berkata, ketika bertemu dengan WNI lain di luar negeri, para pekerja migran cenderung membuka diri tanpa mendalami siapa orang yang mereka ajak berinteraksi.
Kepala BNN berharap para pekerja migran tidak termakan hasutan para pengedar narkotika di luar negeri.
Lanjut Marthinus juga menjelaskan, modus lainnya soal kerawanan pekerja migran yang dijadikan alat untuk menyelundupkan narkoba dari satu negara ke negara lainnya.
Para pekerja migran Indonesia juga diingatkan jangan mudah menerima titipan barang dari orang di luar negeri untuk dibawa melintas ke negara lain atau dibawa pulang ke Indonesia.
"Kadang-kadang mereka-mereka itu menggunakan kelengahan kita. Ketika kita mau pulang dari satu tempat di luar negeri, disusupi satu barang saja, adik-adik tidak mungkin tidak tahu," cetusnya.
Ia pun mengingatkan para pekerja migran untuk terus menyadari tujuan awal bekerja di luar negeri adalah untuk mencari rezeki yang halal.
Selain itu, Marthinus meminta para pekerja migran untuk terus membangun komunitas yang baik dengan sesama pekerja migran untuk memperkuat dan menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Selama ini kan cita-cita kita adalah menjadi tulang punggung keluarga, dalam mencari nafkah, mencari uang dan bekerja keras di luar negeri. Cita-cita luhur ini jangan dibelokkan oleh kelompok-kelompok tertentu yang ingin mencari keuntungan," pungkasnya.
Diketahui, pelepasan pekerja migran Indonesia (PMI) diselenggarakan oleh Badan Pelindungan Pekerjaan Migran Indonesia (BP2MI). Acara tersebut dipimpin langsung Kepala BP2MI Benny Rhamdani.
Adapun pekerja migran Indonesia yang diberangkatkan bekerja ke luar negeri yakni, 171 pekerja migran Indonesia skema Government to Government (G to G) ke Korea Selatan, satu pekerja migran Indonesia skema G to G Jerman, dan 8 pekerja migran Indonesia SP2T Taiwan.
Sebanyak 589 calon pekerja migran Indonesia pra pemberangkatan turut menerima pembekalan dalam acara tersebut.(*/bh/amp) |