ACEH, Berita HUKUM - Mengaku penuh beban dan risiko tinggi menjalani tugasnya, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Aceh Utara, Razali SPd meminta kepada Bupati untuk memindah tugaskan sebagai staf biasa.
"Saya serius ingin menjadi staf biasa, karena menjadi kepala dinas tidak tenang dan nyaman," ungkap Razali, kepada wartawan pada Senin (24/6).
Menurut dia, menjabat sebagai kepala dinas di Aceh Utara penuh risiko yang tinggi itu dikarenakan banyaknya mafia proyek yang mencarinya dengan maksud untuk meminta proyek. Namun jika tidak diberikan proyek, maka mereka meminta dengan cara memaksa dan terkadang juga mengancam.
"Padahal di dinas pendidikan mana ada proyek, yang ada kan hanya tempat mengajar dan belajar. Akan tetapi jika mau belajar pasti akan saya terima," ujarnya dengan mimik serius.
Sebenarnya, tambahnya, Razali mempunyai nazar bila permintaanya dikabulkan oleh bupati menjadi staf biasa, maka akan menunaikan nazarnya dengan bersedekah ke 5 mesjid. "Saya sudah melayangkan surat pengunduran diri ke bupati, namun belum juga dikabulkan," katanya.
Namun disisi lain Razali mengaku bahwa menjadi kepala dinas itu memang tandatangannya dihargai mahal. Diakuinya, sekali tandatangan terhadap rekanan bisa dihargai minimal Rp 250.000 sampai jutaan rupiah.
"Ya, kalau tidak seperti itu bagaimana saya bisa kasih duit ke wartawan?," ujarnya lagi.
Bayangkan saja, imbuhnya, bila dikalkulasi dalam perharinya tamu dari wartawan yang datang ke kantor misalnya ada 10 orang, dan bila per wartawannya dikasih uang Rp 100.000 maka tinggal dikalikan saja totalnya.
"Mana mungkin kann pake uang gaji saya sendiri," ucapnya slengean.(bhc/sul)
|