JAKARTA, Berita HUKUM - Isu perpecahan di Komisi Yudisial, semakin memanas. Pasalnya, Ketua KY terpilih, Suparman Marzuki membantah tudingan tersebut.
Menurutnya, bahwa pernyataan rekannya tersebut sama sekali tidak benar. Bahkan, hal itu bisa dicek kebenarannya. "Tidak sama sekali, boleh diceklah, proses berlangsung bagus, dan selama ini kami kompak," kata Suparman, di Jakarta, Jumat (28/6).
Dirinya juga membantah, bahwa terpolarisasinya tujuh komisioner KY usai dipilih DPR pada 2010 lalu menjadi grup empat dan grup tiga. Menurutnya, ketujuh komisioner KY selalu harmonis dalam menjalankan tugasnya.
"Kayak grup Kopassus saja, nggak ada itu. Tujuh komisioner KY ini sangat baik dan keputusan kami selama ini berjalan baik. Tidak ada aneh-aneh," jelasnya.
Dirinya mengaku, heran kenapa ada cerita itu? "Karena pemilihan itu tidak ada hal ganjil. Terbuka demokratis, tidak ada pernyataan seperti itu," jelasnya.
Oleh karena itu, ia pun mengaku tidak mengetahui motif penyebaran isu perpecahan di internal komisioner KY. "Saya tidak tahu motifnya, karena semua berjalan baik. Dicek saja dengan komisioner lainnya," kata Suparman.
Sebelumnya, Taufiqqurahman Syahuri menyatakan telah terjadi perpecahan di internal komisioner KY menjadi grup empat dan grup tiga. Grup empat terdiri dari Eman Suparman, Imam Anshori Saleh, Suparman Marzuki, dan Taufiqqurahman. Sementara grup tiga terdiri dari Abbas Said, Ibrahim, dan Jaja Ahmad Jayus.
"Sehingga ia (Suparman) mendapat mayoritas empat suara, yaitu tiga suara dari grup tiga ditambah satu suara dari dirinya sendiri. Sementara saya dan Pak Eman yang tetap setia dengan perjanjian 2,5 tahun lalu," ujar Taufiq kemarin.(bhc/riz) |