JAKARTA, Berita HUKUM - Komisi Nasional Perlindungan Anak sebagai Lembaga yang memberikan pembelaan dan perlindungan bagi anak di Indonesia meminta Polres Lampung Utara untuk segera menangkap dan menahan Sujarwo (25) warga Gunung Labuan Tanjung Iman Lampung Utara, terduga pelaku kejahatan seksual "sodomi" terhadap seorang anak dibawah umur SL (12).
"Mengingat tindakan pelaku terhadap bocah SL sebagai tindakan kejahatan pidana luar biasa (extraordinary crime) maka penangananan dan proses hukumnya juga harus dilakukan secara luar biasa," demikian disampaikan Arist Merdeka Sirait, Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Kamis (6/9).
Oleh sebab itu, Komnas Anak sebutan lain dari Komnas Perlindungan Anak mendorong agar penyidik di Polres Lampung Utara untuk menjerat Sujarwo dengan menggunakan ketentuan UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang penerapan Peraturan Pengganti Undang-undang ( PERPU) No. 01 Tahun 2016 junto UU RI Nomor : 35 Tahun 2014 UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, sehingga Jaksa Penuntut Umum (JPU) dapat menuntut SW dengan ancaman pidana minimal 10 tahun dan atau maksimal 20 tahun.
Disamping itu, Komnas Anak mendesak agar pelaku Sujarwo segera menyerahkan diri serta meminta kepada Lembaga Perlidungan Anak (LPA) Lampung Utara dan Tim Gerak Cepat Perlindungan Anak agar membantu penyidik untuk mencari keberadaan Sujarwo, sekaligus memberikan pendampingan psikologis terhadap korban, demikian ditambah Arist.
"Ayo, para pemangku kepentingan Anak di Lampung Utara bangkit melawan segala betuk kekerasan, eksploitasi, penganiayaan dan penelantaran anak, dan ayo kita bangun gerakan perlindungan anak bebasis masyarakat dan kampung," pungkas Arist.
Sementara diketahui, korban SL yang masih berusia sangat belia, harus mengalami kasus kekerasan seksual atas perbuatan tidak senonoh dari pelaku seorang pemuda tetangga dekatnya. Dirinya menjadi korban pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur yang dilakukan oleh pelaku Sujarwo di empang saluran air yang berlokasi di jalan Punai Tanah Rendah Kecamatan Kotabumi Lampung Utara, pada Sabtu malam (1/9), sekira pukul 21.00 WIB.
Peristiwa pencabulan yang menimpa korban tersebut, sesaat usai dirinya membeli kopi atas permintaan orang tuanya. Kasus kekerasan tersebut terungkap setelah korban sampai di rumah dan memberitahu peristiwa yang dialaminya kepada orang tua korban dengan mengatakan jika Jarwo telah mencabulinya.
M. Salim, orang tua anak tersebut mengatakan, mereka kaget dan langsung melapor ke Ketua RT. Saat dipanggil, Suparma, ketua RT I LK 1 Kelurahan Tanjung Harapan, mengatakan bahwa Sujarwo mengakui perbuatannya.
"Saat ditanya yang pertama dia agak ingkar-ingkar gitu, begitu saya tanyaiin sambil nunjukin bekasnya itu, Dia (Sujarwo) mengakui bahwa iya melakukannya itu, khilaf dan terus dia sujud-sujud minta maaf sama saya," ujar Salim Rabu (5/9), sebagaimana yang dilansir LampungTV.
Namun besoknya ia menghilang dari lingkungan tersebut. M. Salim membawa anaknya visum ke rumah sakit dan melapor ke Polres Lampung Utara. Kasat Reskrim AKP Donny Kristian Baralangi mengatakan pihaknya masih menunggu hasil visum et repertum. "Kami tengah melakukan penyidikan dan pengejaran terhadap tersangka," ujarnya.(dbs/bh/mnd) |