DENPASAR-Nilai rata-rata kerugian akibat konsumsi narkotika di Bali diperkirakan mencapai Rp 3 Triliun per tahun. Jenis narkotika yang paling di gemari di Bali yaitu jenis ganja dan shabu-shabu. Nilai kerugian ini didasarkan pada asumsi konsumsi narkotika senilai Rp 2 juta per orang per hari dengan jumlah pencandu narkotika di Bali yang tercatat mencapai lebih dari 2.000 orang.
Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Provinsi (BNP) Bali I Gusti Ketut Budiartha menyatakan, dari berbagai jenis narkotika yang beredar di Bali, jenis narkotika yang paling di gemari di Bali yaitu jenis ganja dan shabu-shabu.
“Ganja dan shabu-shabu, sekarang sudah meningkat dari mereka yang menggunakan ekstasi sudah bergeser ke shabu , kokain dan ganja. Katanya dari efek yang ditimbulkan jauh lebih nikmat,” ujar Budiartha di Denpasar, Sabtu (20/8).
Bali saat ini tidak saja sebagai tempat persinggahan perdagangan narkotika, jelas dia, tapi sudah menjadi daerah tujuan perdagangan narkotika. Dimana narkotika yang diperdagangkan di Bali berasal dari negara-negara seperti Afganistan, Pakistan, Iran dan Uganda, dengan daerah transit Malaysia, Singapura dan Thailand.
Untuk itu, pada 2012 mendatang diharapkan Bali menargetkan memiliki pusat rehabilitasi bagi para pencandu narkoba. Sebelumnya Bali ditargetkan telah memiliki pusat rehabilitasi narkoba pada tahun ini. Molornya pembangunan pusat rehabilitasi bagi pasien narkoba selama ini, karena faktor lahan dan ketersediaan anggaran dari pemerintah pusat.
“Pertama dari penetapan lokasi dan kedua dari segi alokasi dana yang disediakan oleh pusat. Karena target pusat hampir di semua provinsi akan dibuat . Seluruh provinsi akan dibuat pusat-pusat rehabilitasi pecandu narkoba,” jelas Budiartha.
Budiartha menyebutkan berdasarkan data BNP Bali, jumlah pencandu narkoba yang tercatat di Bali saat ini mencapai lebih dari 2.000 orang. (bbc/gre)
|